Malam Lailatul Qadar adalah malam penuh kemuliaan yang lebih baik dari seribu bulan. Simak panduan dari para ulama untuk meraih pahala dan keberkahan di malam istimewa ini.
Malam Lailatul Qadar merupakan malam yang paling mulia di antara malam-malam Ramadhan. Dalam Al-Qur’an, Allah SWT berfirman, “Malam kemuliaan itu lebih baik daripada seribu bulan” (QS. Al-Qadr: 3). Artinya, ibadah yang dilakukan pada malam itu setara dengan ibadah selama lebih dari 83 tahun.
Bagi umat Islam, Malam Lailatul Qadar menjadi kesempatan emas untuk mendapatkan ampunan, pahala berlipat, dan keberkahan hidup. Oleh karena itu, umat Islam dianjurkan untuk mempersiapkan diri menyambut malam tersebut dengan ibadah dan amalan baik. Para ulama pun memberikan banyak nasihat agar kita dapat memperoleh keberkahan dan ampunan dari Allah SWT di malam istimewa ini.
Rasulullah SAW memberikan contoh nyata bagaimana menghidupkan 10 malam terakhir Ramadhan. Beliau memperbanyak shalat malam, dzikir, dan doa, terutama pada malam-malam ganjil seperti 21, 23, 25, 27, dan 29 Ramadhan.
Rasulullah SAW bersabda:
“Carilah Lailatul Qadar di sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadhan.” (HR. Bukhari & Muslim)
Ulama menafsirkan bahwa malam Lailatul Qadar bisa terjadi di salah satu malam ganjil tersebut, sehingga sebaiknya kita beribadah secara konsisten sepanjang 10 malam terakhir. Hal ini juga menjadi bentuk latihan spiritual untuk memperkuat keikhlasan dan kesabaran dalam beribadah.
Doa adalah kunci utama untuk mendapatkan keberkahan Lailatul Qadar. Salah satu doa yang diajarkan Rasulullah SAW kepada Aisyah RA adalah:
“Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘anni.”
Artinya: Ya Allah, Engkau Maha Pengampun dan mencintai ampunan, maka ampunilah aku. (HR. Tirmidzi)
Doa ini mencerminkan permohonan ampun yang tulus dari seorang hamba kepada Tuhannya. Selain itu, perbanyak juga membaca istighfar, karena malam ini adalah waktu yang sangat tepat untuk memohon pengampunan dan memperbarui niat hidup dengan penuh kebaikan.
Shalat malam merupakan ibadah yang sangat dianjurkan di malam Lailatul Qadar. Rasulullah SAW bersabda:
“Barang siapa yang menghidupkan malam Lailatul Qadar dengan penuh iman dan mengharap pahala, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari & Muslim)
Lakukan shalat tahajud, witir, atau qiyamul lail dengan penuh kekhusyukan. Tidak perlu terlalu lama, tetapi dilakukan dengan hati yang ikhlas dan fokus untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Malam Lailatul Qadar adalah malam diturunkannya Al-Qur’an (QS. Al-Qadr: 1). Karena itu, membaca dan merenungkan makna Al-Qur’an menjadi amalan yang sangat dianjurkan.
Bacalah ayat-ayat suci dengan perlahan dan pahami maknanya. Tanyakan pada diri sendiri: sudah sejauh mana kita mengamalkan isi Al-Qur’an dalam kehidupan sehari-hari? Tadabbur Al-Qur’an di malam penuh berkah ini dapat menjadi momen refleksi spiritual yang mendalam.
Selain ibadah pribadi, Lailatul Qadar juga menjadi waktu terbaik untuk memperbanyak amal sosial. Rasulullah SAW dikenal sebagai orang yang sangat dermawan, dan kedermawanannya semakin meningkat pada bulan Ramadhan.
Sedekah di malam penuh kemuliaan ini bernilai pahala luar biasa. Ulama mengatakan, satu kebaikan di malam Lailatul Qadar setara dengan ribuan kebaikan di waktu lain.
Mari raih keberkahan malam Lailatul Qadar dengan berbagi kepada mereka yang membutuhkan.
Salurkan donasi Anda melalui BAZNAS Kota Sukabumi
Rasulullah SAW rutin beritikaf di masjid pada 10 malam terakhir Ramadhan. I’tikaf berarti berdiam diri di masjid dengan niat beribadah dan mendekatkan diri kepada Allah.
Melalui i’tikaf, seseorang dapat menjauhkan diri dari gangguan dunia dan fokus pada dzikir, doa, serta introspeksi diri. Bagi yang tidak bisa i’tikaf penuh, bisa melakukannya beberapa jam di malam hari, asal disertai niat yang tulus.
Para ulama menjelaskan bahwa malam Lailatul Qadar biasanya ditandai dengan suasana malam yang damai, sejuk, dan penuh ketenangan. Keesokan paginya, matahari terbit dengan sinar lembut tanpa terik yang menyilaukan (HR. Muslim).
Namun, para ulama juga menegaskan bahwa tanda-tanda tersebut bukan untuk dipastikan, melainkan untuk memotivasi umat agar memperbanyak amal dan tidak hanya menunggu tanda-tanda fisik semata.
Allah SWT merahasiakan waktu pasti Lailatul Qadar agar umat Islam senantiasa bersungguh-sungguh dalam beribadah sepanjang bulan Ramadhan. Jika malam tersebut diketahui dengan pasti, banyak orang hanya akan beribadah pada satu malam saja.
Imam Al-Ghazali menjelaskan bahwa rahasia ini adalah bentuk kasih sayang Allah agar semua hamba memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatkan pahala besar. Dengan demikian, setiap malam di bulan Ramadhan memiliki potensi menjadi malam penuh berkah.
Malam Lailatul Qadar adalah malam penuh rahmat, ampunan, dan keberkahan yang lebih baik dari seribu bulan. Untuk meraihnya, kita dianjurkan memperbanyak ibadah, doa, sedekah, membaca Al-Qur’an, dan beritikaf dengan penuh keikhlasan.
Namun, yang lebih penting dari sekadar mencari malamnya adalah menyiapkan hati yang bersih dan niat yang tulus agar setiap amal diterima Allah SWT. Semoga di malam penuh kemuliaan ini kita menjadi hamba yang kembali fitrah, terbebas dari dosa, dan semakin dekat dengan-Nya.
Lailatul Qadar bukan sekadar malam penuh pahala, tetapi momentum untuk memperbarui hubungan dengan Allah dan sesama manusia. Semoga kita termasuk orang yang dipilih Allah SWT untuk mendapatkan keutamaan malam Lailatul Qadar, serta mampu mempertahankan semangat ibadah ini di luar bulan Ramadhan.
Untuk referensi bacaan singkat lainnya mengenai Tips dari Ulama dalam Menyambut Malam Lailatul Qadar, kunjungi artikel BAZNAS Kota Sukabumi yang mengulas tema Tips dari Ulama dalam Menyambut Malam Lailatul Qadar
