Shalat sunnah rawatib adalah ibadah penyempurna shalat wajib yang sangat dianjurkan Rasulullah SAW. Temukan tata cara, niat, dan keutamaannya agar ibadahmu makin sempurna.
Shalat sunnah rawatib merupakan salah satu ibadah sunnah yang sangat dianjurkan oleh Rasulullah SAW. Ibadah ini memiliki kedudukan istimewa karena menyertai shalat fardhu dan berfungsi sebagai penyempurna kekurangan dalam pelaksanaan shalat wajib. Dalam keseharian, rawatib menjadi tanda ketaatan dan kesungguhan seorang muslim dalam menjaga hubungannya dengan Allah SWT.
Secara bahasa, kata rawatib berarti “tetap” atau “rutin”. Artinya, shalat ini dilakukan secara konsisten mengiringi shalat fardhu lima waktu. Para ulama membagi shalat rawatib menjadi dua jenis, yaitu qabliyah (sebelum shalat wajib) dan ba’diyah (setelah shalat wajib). Rasulullah SAW dikenal sangat menjaga pelaksanaan shalat sunnah rawatib ini, terutama dua rakaat sebelum Subuh yang disebut memiliki nilai lebih tinggi dari dunia dan seisinya.

Jumlah rakaat: 2 rakaat sebelum shalat Subuh (qabliyah).
Niat:
Ushalli sunnatas subhi rak‘ataini qabliyyatan lillahi ta‘ala
Artinya: “Saya niat shalat sunnah qabliyah Subuh dua rakaat karena Allah ta’ala.”
Keutamaan:
Rasulullah SAW bersabda:
“Dua rakaat fajar (sebelum Subuh) lebih baik daripada dunia dan seisinya.” (HR. Muslim)
Shalat sunnah ini termasuk sunnah muakkad yang sangat ditekankan, bahkan Nabi SAW tidak pernah meninggalkannya baik ketika mukim maupun dalam perjalanan.
Jumlah rakaat: 2–4 rakaat sebelum Dzuhur dan 2–4 rakaat setelah Dzuhur.
Niat Qabliyah:
Ushalli sunnatad dzuhri arba‘a raka‘atin qabliyyatan lillahi ta‘ala
Niat Ba’diyah:
Ushalli sunnatad dzuhri raka‘ataini ba‘diyatan lillahi ta‘ala
Keutamaan:
Rasulullah SAW bersabda:
“Siapa yang menjaga empat rakaat sebelum Dzuhur dan empat rakaat setelahnya, Allah akan mengharamkan api neraka baginya.” (HR. Tirmidzi)
Shalat sunnah rawatib Dzuhur membantu menenangkan hati di tengah kesibukan siang hari. Selain itu, waktu Dzuhur yang tenang menjadikan ibadah ini sebagai momentum untuk berzikir dan merenungi nikmat Allah.
Jumlah rakaat: 4 rakaat sebelum Ashar (qabliyah).
Niat:
Ushalli sunnatal ‘ashri arba‘a raka‘atin qabliyyatan lillahi ta‘ala
Keutamaan:
“Semoga Allah merahmati orang yang shalat empat rakaat sebelum Ashar.” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)
Meskipun tidak termasuk sunnah muakkad, shalat ini menunjukkan perhatian seorang hamba untuk mendekatkan diri kepada Allah menjelang sore hari. Waktu menjelang Ashar adalah momen yang sangat berharga karena Allah menyebutnya sebagai waktu disaksikan malaikat (lihat QS. Al-Isra: 78).
Jumlah rakaat: 2 rakaat sebelum dan 2 rakaat setelah Maghrib.
Niat Qabliyah:
Ushalli sunnatal maghribi rak‘ataini qabliyyatan lillahi ta‘ala
Niat Ba’diyah:
Ushalli sunnatal maghribi rak‘ataini ba‘diyatan lillahi ta‘ala
Keutamaan:
“Barang siapa yang shalat dua rakaat setelah Maghrib sebelum berbicara, maka pahalanya dicatat di surga Illiyyin.” (HR. Thabrani)
Waktu setelah Maghrib dikenal singkat, namun penuh keberkahan. Maka, mengisinya dengan dua rakaat shalat sunnah menjadi amalan ringan yang berpahala besar.
Jumlah rakaat: 2 rakaat sebelum dan 2 rakaat setelah Isya.
Niat Qabliyah:
Ushalli sunnatal ‘Isya rak‘ataini qabliyyatan lillahi ta‘ala
Niat Ba’diyah:
Ushalli sunnatal ‘Isya rak‘ataini ba‘diyatan lillahi ta‘ala
Keutamaan:
Shalat ini melatih ketenangan dan keteguhan hati sebelum beristirahat malam. Nabi SAW menganjurkan agar setelah Isya kita tidak banyak berbicara, melainkan memperbanyak ibadah. Dua rakaat rawatib menjadi bentuk penutup hari yang penuh berkah.
Selain pahala khusus pada setiap waktu, shalat rawatib memiliki keutamaan umum yang luar biasa. Rasulullah SAW bersabda:
“Tidaklah seorang hamba melakukan shalat sunnah dua belas rakaat setiap hari, maka Allah akan membangunkan baginya rumah di surga.” (HR. Muslim)
Dua belas rakaat yang dimaksud ialah:
Dua rakaat sebelum Subuh
Empat rakaat sebelum Dzuhur dan dua rakaat sesudahnya
Dua rakaat setelah Maghrib
Dua rakaat setelah Isya
Beberapa keutamaan lain dari shalat sunnah rawatib, antara lain:
Penyempurna shalat wajib. Rawatib menutup kekurangan dari shalat fardhu yang mungkin tidak sempurna dalam kekhusyukan.
Menambah kedekatan dengan Allah. Ibadah sunnah membuat seorang hamba lebih dekat kepada Tuhannya.
Dijauhkan dari api neraka. Sebagaimana janji Nabi kepada yang menjaga shalat rawatib Dzuhur.
Diliputi kasih sayang Allah. Orang yang rutin melaksanakan rawatib mendapat rahmat dan ketenangan hati.
Mendapat rumah di surga. Sebagaimana disebutkan dalam hadits riwayat Muslim di atas.
Shalat sunnah rawatib bukan sekadar amalan tambahan, melainkan bukti cinta seorang hamba kepada ibadah. Ia melatih ketekunan, kedisiplinan, serta menjaga kita agar selalu terhubung dengan Allah di setiap waktu.
Selain itu, amalan ini menunjukkan bahwa Islam adalah agama yang indah dan penuh keseimbangan. Setiap gerakan shalat, baik wajib maupun sunnah, memberi ketenangan rohani sekaligus membentuk karakter spiritual yang kuat.
Shalat sunnah rawatib adalah amalan ringan namun memiliki ganjaran yang besar. Melaksanakannya secara rutin dapat menjadi penghapus dosa kecil sekaligus penyempurna ibadah wajib. Rasulullah SAW mencontohkan agar umatnya tidak melewatkan rawatib, terutama dua rakaat sebelum Subuh.
Mari jadikan shalat rawatib sebagai kebiasaan harian yang penuh berkah. Mulailah dengan yang mudah — misalnya dua rakaat sebelum Subuh — dan terus tambahkan secara bertahap. Semoga Allah menjadikan kita hamba-hamba yang mencintai ibadah dan istiqamah dalam kebaikan.
“Dua rakaat fajar lebih baik daripada dunia dan seisinya.” (HR. Muslim)
Mari sempurnakan rasa syukur dan kepedulian kita dengan berbagi melalui zakat, infak, dan fidyah.
Salurkan amal terbaikmu melalui BAZNAS Kota Sukabumi untuk membantu mereka yang membutuhkan dan menebar keberkahan di tengah masyarakat.
Untuk referensi bacaan singkat lainnya mengenai Keutamaan dan Tata Cara Shalat Sunnah Rawatib melalui BAZNAS Kota Sukabumi dengan tema Keutamaan dan Tata Cara Shalat Sunnah Rawatib : Untuk Memperat Hubungan dengan Allah
