BAZNAS
  • Tentang Kami
    • Profil
    • Program
    • Laporan
    • Kontak Kami
    • Pengaduan
  • PPID
  • Layanan
    • Rekening Zakat
    • Kalkulator Zakat
    • Konfirmasi Donasi
    • Channel Pembayaran
    • Jemput Zakat
  • Kabar
    • Semua
    • Artikel
    • Cerita Aksi
    • Press Release
  • Donasi
    • Bantuan Sosial
    • Tunaikan Sedekah Terbaikmu Hari Ini
  • ZAKAT
  • INFAK
  • ZAKAT Fitrah
  • FIDYAH
ZAKAT FITRAH
BAZNAS
  • Infak
  • Zakat
  • Fidyah
  • Home
  • Tentang Kami
    • Profil
    • Program
    • Laporan
    • Kontak Kami
    • Pengaduan
  • PPID
  • Layanan
    • Rekening Zakat
    • Kalkulator Zakat
    • Konfirmasi Donasi
    • Channel Pembayaran
    • Jemput Zakat
  • Kabar
    • Semua
    • Artikel
    • Cerita Aksi
    • Press Release
  • Donasi
    • Bantuan Sosial
    • Tunaikan Sedekah Terbaikmu Hari Ini

STOP Menormalisasi HP pada Anak: 7 Dampak Besar yang Menghancurkan Masa Depannya

24 Nov 2025
Artikel
STOP Menormalisasi HP pada Anak: 7 Dampak Besar yang Menghancurkan Masa Depannya

STOP menormalisasi HP pada anak. Kenali 7 dampak besar, dalil Al-Qur’an & hadits, pandangan ulama, serta solusi parenting Islami yang efektif untuk orang tua.

Di era sekarang, HP menjadi “tongkat ajaib” sebagian orang tua. Anak rewel? Berikan HP. Anak bosan? Berikan HP. Anak menangis? Berikan HP. Lama-kelamaan, kebiasaan ini dianggap normal, bahkan seolah solusi praktis. Namun normalisasi penggunaan HP pada anak usia dini adalah bom waktu. Dampaknya tidak langsung terlihat hari ini, namun perlahan menghancurkan masa depan mereka — baik mental, fisik, akademik, sosial, maupun spiritual.

1. Gangguan Perkembangan Otak dan Kemampuan Fokus

Pada usia 0–7 tahun, terjadi apa yang disebut golden age, di mana miliaran koneksi saraf terbentuk berdasarkan pengalaman nyata: menyentuh, bergerak, berbicara, mengamati, berinteraksi. Anak yang terlalu sering menatap layar kehilangan interaksi ini.

HP menyajikan stimulasi instan: animasi cepat, suara keras, warna cerah, pergantian gambar super cepat. Otak menjadi terbiasa mendapat “reward” tanpa usaha. Akibatnya:

  • Anak sulit fokus pada buku atau percakapan.

  • Ingin hasil cepat.

  • Mudah bosan saat belajar.

  • Sulit sabar menghadapi proses.

Banyak orang tua keliru mengira “anaknya pintar” karena bisa mengoperasikan HP. Padahal yang terjadi justru overstimulasi tanpa makna. Menggeser layar bukan tanda kecerdasan — itu tanda kecanduan visual.

BAZNAS Kota Sukabumi

2. Hambatan Sosial-Emosional

Kemampuan sosial tidak lahir dari layar, tetapi dari kehidupan nyata. Empati muncul saat anak melihat ekspresi orang lain, mendengar nada suara, dan merasakan konsekuensi interaksi.

Anak yang terbiasa HP:

  • Sulit memahami emosi teman.

  • Tidak peka dengan ekspresi manusia.

  • Tidak sabar menunggu giliran bermain.

  • Mudah tantrum ketika keinginannya tidak dipenuhi.

Jika seorang anak menangis lalu diberi HP, emosinya tidak dihadapi — tapi dibungkam. Ia belajar: “Kesedihan diselesaikan dengan distraksi.” Saat dewasa, ia tidak mampu mengelola rasa sakit, kegagalan, atau konflik sosial.

BAZNAS Kota Sukabumi

3. Gangguan Tidur dan Kesehatan Fisik

HP memancarkan cahaya biru (blue light) yang menekan hormon melatonin, yaitu hormon yang mengatur tidur. Anak yang tidur larut karena menonton justru mengalami:

  • Gangguan konsentrasi di siang hari

  • Mudah marah

  • Penurunan daya ingat

  • Stamina melemah

Belum lagi postur tubuh. Anak duduk menunduk lama, tulang belakang belum kuat, mata terlalu dekat ke layar. Semua ini merusak fisik secara permanen.

4. Ketergantungan Psikologis dan “Instan Dopamin”

Video pendek, gim, dan aplikasi sosial dirancang untuk mencuri perhatian. Setiap scroll atau kemenangan gim memberikan dopamin kecil. Semakin sering, semakin sulit berhenti — inilah mekanisme kecanduan.

Pada anak kecil, yang belum punya kontrol diri, dampaknya jauh lebih parah:

  • Mereka tantrum ketika HP diambil.

  • Tidak bisa bermain tanpa layar.

  • Tidak menikmati aktivitas normal.

  • Selalu mencari hiburan instan.

Di usia dewasa, mereka akan kesulitan bertahan pada aktivitas yang memerlukan kesabaran: belajar, bekerja, atau ibadah.

5. Paparan Konten Buruk dan Nilai yang Menyimpang

Internet bukan tempat aman. Bahkan konten “aman anak” sering mengandung nilai liberal, perilaku kasar, seksual terselubung, gaya hidup konsumtif, dan standar tubuh tidak realistis. Algoritma akan mendorong konten yang lebih ekstrem untuk mempertahankan perhatian.

Anak tidak punya filter moral. Memberikan HP tanpa kontrol sama saja menempatkan mereka di ruangan penuh racun — lalu berharap mereka selamat.

6. Mengikis Akhlak, Fitrah, dan Spiritualitas

Ini sisi yang paling sering diabaikan. HP pada anak bukan hanya mengurangi waktu ibadah; ia merusak rasa malu, disiplin, syukur, dan ketundukan kepada Allah.

Anak yang larut dalam layar:

  • Jarang menemani orang tua.

  • Jarang mendengar nasihat agama.

  • Tidak merasakan kehangatan keluarga.

  • Menganggap kehidupan digital lebih “nyata”.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

“Wahai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka…”
(QS. At-Tahrim: 6)

Ayat ini tidak sekadar perintah fisik, tetapi perintah bimbingan, pendidikan, penjagaan iman, akhlak, dan adab. Orang tua yang membiarkan anak terserap dalam HP tanpa bimbingan berarti membiarkan mereka menuju kehancuran spiritual.

Rasulullah ﷺ bersabda:

“Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah, kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi.”
(HR. Bukhari No. 1296 & Muslim No. 2658)

Hadis ini menunjukkan lingkungan dan pendidikan orang tua menentukan arah keimanan dan akhlak anak. Jika HP dan internet menjadi pendidik utama, maka platform digitallah yang membentuk fitrahnya.

7. Penurunan Motivasi Belajar dan Prestasi Akademik

Anak yang terbiasa dengan hiburan instan akan kesulitan menghadapi aktivitas akademik yang membutuhkan disiplin. Mereka:

  • Tidak tahan membaca materi panjang

  • Suka menunda tugas

  • Lebih memilih video daripada buku

  • Tidak menikmati proses memahami pelajaran

Pada akhirnya, IQ bukan yang rusak — tapi kemampuan berpikir mendalam. Anak seperti ini bisa sekolah tinggi, namun tidak kompeten membangun hidup nyata.

Pandangan Ulama dan Prinsip Syariat Mengenai Teknologi

Islam bukan anti teknologi. Namun Islam mengajarkan batas, hikmah, dan maṣlaḥah.

Prinsip syariat (Maqāṣid) menekankan 5 penjagaan utama:

  1. Hifzh ad-Din – menjaga agama

  2. Hifzh an-Nafs – menjaga jiwa dan kesehatan

  3. Hifzh al-‘Aql – menjaga akal

  4. Hifzh an-Nasl – menjaga keturunan

  5. Hifzh al-Mal – menjaga harta

Jika teknologi merusak akal, jiwa, keturunan, atau agama, maka penggunaannya wajib dibatasi.

Imam Al-Ghazali dalam Ihya’ Ulumuddin menulis:

“Hati anak kecil itu suci, ibarat permata yang belum terukir. Apabila dididik pada kebaikan, ia tumbuh baik; jika dibiarkan begitu saja, ia binasa.”

Memberikan HP tanpa kendali kepada anak bukanlah “kebaikan” — itu adalah kelalaian parenting. Sebaiknya penggunaannya tetap dibawah kendali orang tua.

Solusi Parenting Islami dan Praktis

1. Jangan jadikan HP sebagai pengasuh

HP bukan solusi diam, bukan obat emosi.
Jika anak rewel — peluk, ngobrol, dan bimbing.

2. Penundaan teknologi sesuai usia

  • < 7 tahun: Tidak memiliki HP pribadi. Interaksi fisik dan permainan nyata wajib dominan.

  • 7–12 tahun: Hanya untuk edukasi, durasi terbatas, dan selalu diawasi.

  • > 12 tahun: Ajari literasi digital, akhlak online, self-control.

3. Buat lingkungan yang lebih menarik daripada layar

Sediakan alternatif:

  • buku bergambar

  • mainan konstruksi

  • alat musik sederhana

  • olahraga

  • seni

  • aktivitas keluarga

Anak memilih HP karena tidak ada alternatif yang ditawarkan.

4. Jadilah teladan

Anak tidak akan percaya larangan jika orang tua sendiri kecanduan HP.

5. Layar wajib berhenti sebelum tidur

Minimal 1–2 jam. Ini mengembalikan ritme tidur dan regulasi hormon.

6. Edukasi iman dan akhlak digital

  • Jangan melihat yang haram

  • Jaga adab komentar

  • Jaga waktu ibadah

  • Gunakan teknologi untuk kebaikan

  • Jangan memposting aib

7. Kontrol algoritma

Gunakan parental control, whitelist app, bukan sekadar “monitoring setelah terjadi”.

Kesimpulan

Normalisasi HP pada anak bukan kebaikan modern, tetapi bentuk pengabaian baru. Kerusakan yang ditimbulkannya senyap: menurunkan fokus, merusak emosi, menciptakan kecanduan, mengikis akhlak, dan melemahkan iman. Islam sudah mengajarkan: keluarga adalah benteng pendidikan. HP hanyalah alat — bukan guru, bukan pengasuh, dan bukan teman sejati anak.

Jika orang tua tidak mengendalikan teknologi hari ini, teknologi akan mengendalikan anak besok.

Kamu dapat menyalurkan fidyah melalui lembaga resmi seperti BAZNAS Kota Sukabumi , yang menyalurkan fidyah, zakat, dan infak dengan amanah dan tepat sasaran. Semoga dengan menunaikan fidyah dengan benar, ibadah kita diterima Allah SWT dan menjadi jalan menuju keberkahan, ampunan, serta ridha-Nya.
Aamiin ya Rabbal ‘alamin.

Untuk referensi bacaan singkat lainnya mengenai bahaya menormalisasi penggunaan hp pada anak melalui BAZNAS Kota Sukabumi dengan tema STOP Menormalisasi HP pada Anak: 7 Dampak Besar yang Menghancurkan Masa Depannya

BAZNAS Kota Sukabumi
Share

Baca Juga

Artikel
MENGHADAPI KELUARGA TOXIC,TRAUMA,EMOTIONAL ABOUSE : BERKACA DARI KISAH PARA NABI
13 Aug 2025
Artikel
UMKM Naik Kelas: Strategi Bisnis Halal dan Berkah Menurut Prinsip Ekonomi Islam
17 Dec 2025
Artikel
Menghidupkan Kembali Empati: Tantangan Akhlak di Era Modern dalam Pandangan Islam
17 Dec 2025
Artikel
Ketika Tubuh Berbicara: Pentingnya Menjaga Kesehatan sebagai Amanah dalam Islam
16 Dec 2025
Artikel
Bangkit Tanpa Menunggu Sempurna: Kekuatan Tawakal dalam Mengubah Hidup
15 Dec 2025
Artikel
Belajar Bukan Sekadar Hafalan: Menemukan Makna Ilmu Menurut Perspektif Islam
12 Dec 2025
Artikel
Menjadi Muslim yang Bijak di Dunia Maya: Bukan Sekadar Viral
11 Dec 2025
BAZNAS Gedung Islamik Center, Jl. Veteran II No.2, Gunungparang, Kec. Cikole, Kota Sukabumi, Jawa Barat 43111
(0266) 6245222

Kenali Kami

  • Tentang Kami
  • Syarat & Ketentuan
  • Kebijakan Privasi
  • Hubungi Kami

Layanan

  • Rekening Zakat
  • Konfirmasi Donasi
  • Kalkulator
  • Channel Pembayaran
  • Jemput Zakat

Donasi

  • Program
  • Zakat
  • Infak
  • Fidyah

Ikuti Kami

  • Baznas Kota Sukabumi
  • Baznas Kota Sukabumi
  • Baznas Kota Sukabumi
  • Baznas Kota Sukabumi
© 2025 - Baznas Kota Sukabumi