Pelajari makna “setiap kesulitan pasti ada kemudahan” menurut Islam, lengkap dengan dalil Al-Qur’an, hadits, pendapat ulama, serta aksi nyata menghadapi ujian hidup.
Setiap manusia pasti melewati fase hidup yang berat—cemas, gelisah, gagal, terpuruk, atau kehilangan. Namun, Islam datang membawa kabar gembira bahwa tidak ada kesulitan yang Allah ciptakan tanpa menyertakan jalan kemudahannya. Keyakinan ini bukan sekadar kata motivasi, melainkan prinsip akidah yang ditegaskan langsung dalam Al-Qur’an, diperkuat oleh hadits, serta dijelaskan oleh para ulama sepanjang zaman.
Lalu, benarkah setiap kesulitan pasti ada kemudahan? Bagaimana penjelasan Islam secara lengkap?
Allah menegaskan dalam Surah Asy-Syarh ayat 5–6:
فَإِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا. إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
“Maka sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. Asy-Syarh: 5–6)
Mengapa ayat ini diulang dua kali?
Imam Asy-Syafi’i rahimahullah menjelaskan bahwa pengulangan ayat ini menunjukkan penegasan bahwa satu kesulitan tidak akan mengalahkan dua kemudahan. Beliau berkata:
“Satu kesulitan tidak akan mengalahkan dua kemudahan, sebagaimana disebutkan dalam Surah Asy-Syarh.”
(Imam Asy-Syafi’i, Al-Umm)
Ulama ahli tafsir, Ibnul Qayyim rahimahullah, juga menjelaskan:
“Kesulitan yang disebutkan dalam ayat itu memakai huruf ‘al’ (al-‘usr) yang menunjukkan satu kesulitan tertentu, sedangkan ‘yusran’ (kemudahan) tidak memakai ‘al’, menunjukkan kemudahan yang berulang dan banyak.”
(Ibnul Qayyim, Madarij As-Salikin)
Artinya: Dalam satu kesulitan, Allah bukakan banyak pintu kemudahan.
Al-Qur’an juga menguatkan konsep ini di surah lainnya:
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai kesanggupannya.”
Ayat ini menunjukkan bahwa beban hidup manusia selalu dalam batas kemampuan. Artinya, kesulitan itu pasti bisa diatasi, karena Allah tidak pernah memberatkan di luar kekuatan hamba-Nya.
“Barangsiapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan menjadikan baginya jalan keluar, dan Dia akan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka.”
Dengan takwa, kesulitan berubah menjadi peluang mendapatkan pertolongan Allah yang datang dari pintu yang tidak pernah dibayangkan.
Rasulullah SAW bersabda:
“Ketahuilah, sesungguhnya kemenangan datang bersama kesabaran, kelapangan datang bersama kesulitan, dan sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan.”
(HR. Tirmidzi, no. 2516)
Hadits ini menegaskan tiga hal:
Kesabaran bukan pasif; ia adalah jalan menuju kemenangan.
Kesulitan bukan permanen; kelapangan pasti menyusul.
Kemudahan selalu berjalan bersamaan dengan ujian, bukan setelahnya saja.
Ulama menjelaskan bahwa terkadang manusia tidak menyadari kemudahan itu karena masih fokus pada rasa sakit atau beratnya ujian. Padahal Allah telah membuka pintu pertolongan sejak detik pertama ujian dimulai.
Para ulama menyebutkan setidaknya empat hikmah besar mengapa Allah menyandingkan kesulitan dengan kemudahan:
Kesulitan membuat manusia kembali mengingat Allah, memurnikan doa, memperbaiki niat, dan melatih kesabaran.
Ibnul Qayyim berkata:
“Ujian itu mengikis penyakit-penyakit hati, sebagaimana api menghilangkan karat pada besi.”
Allah ingin meninggikan kedudukan hamba-Nya melalui ujian, sebagaimana Allah meninggikan derajat Nabi Ayyub, Nabi Yusuf, dan para sahabat.
Saat semua pintu tertutup, barulah manusia melihat bahwa hanya Allah yang membuka jalan.
Rasulullah SAW bersabda:
“Tidaklah seorang Muslim tertimpa rasa sakit, kelelahan, kesedihan, atau bahkan duri yang menusuknya kecuali Allah akan menghapuskan dosa-dosanya.”
(HR. Bukhari & Muslim)
Dalam tafsirnya, ia menjelaskan bahwa ayat tersebut adalah janji Allah bahwa setiap mukmin yang diuji pasti diberi jalan keluar jika ia bersabar dan bertawakal.
Beliau menyebutkan bahwa kata ma’a (bersama) menunjukkan bahwa kemudahan hadir seketika ketika kesulitan datang, hanya manusia sering tidak melihatnya.
Menurutnya, kesulitan adalah sarana Allah mendidik manusia agar berpindah dari ketergantungan dunia menuju ketergantungan pada Allah.
Islam membedakan dua jenis kesulitan:
Ini menimpa orang-orang yang menolak kebenaran, sombong, dan terus-menerus berbuat maksiat. Contohnya kaum ‘Ad, Tsamud, dan Fir’aun.
Ini menimpa orang beriman untuk menyucikan jiwa, menghapus dosa, serta memperkuat iman. Inilah yang dimaksud dalam ayat “bersama kesulitan ada kemudahan”.
Islam mengajarkan tiga langkah besar:
Bukan pasif, tetapi tetap berusaha sambil yakin bahwa hasil akhir dari Allah.
Kesulitan sering datang untuk mengingatkan kita akan jauhnya hati dari Allah.
Dalam kesulitan, selalu ada nikmat-nikmat kecil yang menjadi tanda pertolongan Allah.
Dikhianati saudara, dipenjara, diuji bertahun-tahun. Namun akhirnya Allah membalikkan keadaan hingga beliau menjadi penguasa Mesir.
Masuk ke laut, di depan ada ombak, di belakang ada tentara Fir’aun. Justru di momen paling gelap itu Allah membelah laut.
Tahun kesedihan (‘Aam al-Huzn) justru menjadi pintu menuju Isra’ Mi’raj dan hijrah ke Madinah.
Ini semua membuktikan: di balik gelap, Allah siapkan cahaya yang lebih kuat.
Berikut amalan konkret yang bisa dilakukan agar kemudahan Allah terasa nyata dalam hidup:
Rasulullah SAW mengajarkan doa ini kepada Fatimah ketika ia merasa sangat lelah:
“Yaa Hayyu Yaa Qayyum, bi rahmatika astaghiits…”
(Wahai Yang Maha Hidup, Yang Maha Berdiri Sendiri, dengan rahmat-Mu aku memohon pertolongan.)
Amalkan setiap selesai salat dan sebelum tidur.
Di waktu inilah pintu kemudahan Allah terbuka lebar.
Nabi SAW bersabda:
“Tuhan kita turun ke langit dunia setiap malam… dan berkata: Siapa yang berdoa kepada-Ku, akan Aku kabulkan.”
(HR. Bukhari & Muslim)

Dalam hadits disebutkan:
“Sedekah dapat menolak bala.” (HR. Thabrani)
Sedekah adalah kunci kemudahan paling cepat.

Karena rezeki, ketenangan hati, dan keluarnya dari kesulitan sering terhalang oleh dosa.
Allah berfirman (QS. Nuh: 10–12):
“Beristighfarlah… niscaya Allah akan melapangkan rezeki, turunkan hujan, dan memberikan kekuatan.”
Karena salat adalah pintu tertinggi pertolongan Allah.
Agar fokus pada nikmat Allah, bukan pada rasa beratnya hidup.
Ini akan melatih hati untuk melihat pertolongan Allah yang mungkin kecil namun nyata.
Islam menegaskan bahwa di setiap kesulitan selalu hadir kemudahan. Janji ini ditegaskan melalui ayat-ayat Al-Qur’an, diperkuat hadits Nabi, serta dijelaskan oleh para ulama bahwa satu kesulitan tidak akan mengalahkan dua kemudahan yang Allah sertakan. Setiap ujian hidup bukanlah tanda kebencian Allah, tetapi cara-Nya mendidik, membersihkan hati, dan mengangkat derajat hamba-Nya. Ketika seorang mukmin bersabar, bertakwa, memperbanyak istighfar, menjaga salat, dan terus berusaha, maka pintu kemudahan akan terbuka sedikit demi sedikit hingga akhirnya ia merasakan keluasan yang Allah janjikan.
Sebagai wujud nyata pengamalan ajaran Islam tentang kesabaran dan keyakinan pada kemudahan dari Allah, kita dianjurkan memperbanyak amal saleh, salah satunya bersedekah. Sedekah adalah amalan yang membuka pintu rezeki, menolak kesulitan, serta menghadirkan keberkahan dalam hidup. Kini bersedekah dapat dilakukan lebih mudah melalui lembaga resmi, salah satunya BAZNAS Kota Sukabumi.
Yuk, tunaikan sedekah melalui website resmi: https://baznaskotasukabumi.com/
Semoga dengan memperkuat hubungan dengan Allah dan menunaikan sedekah, kita diberi kelapangan rezeki, kemudahan dalam setiap urusan, serta pahala yang terus mengalir hingga akhirat.
Untuk referensi bacaan singkat lainnya kunjungi artikel BAZNAS Kota Sukabumi yang mengulas tema Islam Mengajarkan Setiap Kesulitan Pasti Ada Kemudahan — Benarkah?
