Ketika Tubuh Berbicara: Pentingnya Menjaga Kesehatan sebagai Amanah dalam Islam membahas kesehatan sebagai titipan Allah, dilengkapi dalil Al-Qur’an, hadits, pandangan ulama, serta langkah nyata menjaga tubuh sebagai bagian dari ibadah.
Dalam kesibukan hidup modern, manusia sering kali baru menyadari pentingnya kesehatan ketika kondisi fisik mulai “berbicara”. Rasa lelah berkepanjangan, sakit yang datang silih berganti, atau penurunan daya tahan sering dianggap hal sepele—hingga akhirnya mengganggu ibadah, pekerjaan, dan kualitas hidup. Islam memandang fisik manusia bukan sekadar alat, tetapi amanah dari Allah yang kelak akan dimintai pertanggungjawaban. Oleh karena itu, menjaga kesehatan bukan hanya kebutuhan jasmani, melainkan juga bagian dari ketaatan dan ibadah.
Islam menegaskan bahwa segala yang dimiliki manusia, termasuk tubuh, adalah titipan Allah. Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman:
“Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya itu akan dimintai pertanggungjawaban.”
(QS. Al-Isra: 36)
Ayat ini menunjukkan bahwa anggota manusia bukanlah milik mutlak, melainkan amanah yang harus dijaga dan digunakan sesuai dengan kehendak Allah. Para ulama menjelaskan bahwa menjaga kesehatan termasuk dalam menjaga amanah tersebut. Imam Al-Ghazali dalam Ihya’ Ulumuddin menyebutkan bahwa jasad adalah “kendaraan” bagi ruh untuk beribadah. Jika kendaraan itu rusak karena kelalaian, maka perjalanan ibadah pun akan terhambat.
Rasulullah ﷺ secara tegas mengingatkan umatnya agar tidak meremehkan nikmat sehat. Dalam sebuah hadits shahih, beliau bersabda:
“Ada dua nikmat yang banyak manusia tertipu di dalamnya: kesehatan dan waktu luang.”
(HR. Bukhari)
Hadits ini menunjukkan bahwa kesehatan sering disia-siakan karena dianggap akan selalu ada. Padahal, ketika sakit datang, seseorang baru menyadari betapa berharganya tubuh yang berfungsi dengan baik. Islam mendorong umatnya untuk bersyukur atas kesehatan, dan salah satu bentuk syukur adalah menjaganya dengan baik.
Dalam Islam, ibadah tidak terbatas pada shalat, puasa, dan zikir. Setiap aktivitas yang diniatkan untuk menaati Allah bernilai ibadah, termasuk menjaga kesehatan. Imam Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah menjelaskan bahwa menjaga tubuh agar tetap sehat adalah bagian dari maqashid syariah (tujuan syariat), khususnya dalam menjaga jiwa (hifz an-nafs).
Rasulullah ﷺ juga menegaskan prinsip keseimbangan dalam beribadah. Ketika ada sahabat yang ingin beribadah secara berlebihan hingga mengabaikan tubuhnya, beliau bersabda:
“Sesungguhnya tubuhmu memiliki hak atasmu.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Hadits ini menjadi dasar bahwa merawat tubuh—dengan istirahat cukup, makan seimbang, dan tidak memaksakan diri—adalah kewajiban, bukan bentuk kelemahan iman.
Islam memberikan panduan praktis yang sangat relevan dengan konsep kesehatan modern:
Allah berfirman:
“Makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan.”
(QS. Al-A’raf: 31)
Ayat ini menjadi prinsip dasar gizi seimbang. Rasulullah ﷺ dikenal sangat sederhana dalam makan, bahkan beliau bersabda bahwa cukup bagi manusia beberapa suap untuk menegakkan tulang punggungnya. Pola makan berlebihan terbukti menjadi sumber berbagai penyakit, sesuatu yang sudah diingatkan Islam sejak berabad-abad lalu.
Kebersihan adalah fondasi kesehatan. Rasulullah ﷺ bersabda:
“Kebersihan adalah sebagian dari iman.”
(HR. Muslim)
Wudhu, mandi, menjaga pakaian dan lingkungan bukan hanya ritual ibadah, tetapi juga sistem kebersihan yang melindungi tubuh dari penyakit.
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada mukmin yang lemah.”
(HR. Muslim)
Kekuatan yang dimaksud mencakup kekuatan iman dan fisik. Olahraga, berjalan kaki, dan aktivitas fisik adalah bagian dari menjaga tubuh agar tetap mampu beribadah dan berkarya.
Islam tidak hanya memperhatikan jasmani, tetapi juga kesehatan jiwa. Dzikir, doa, dan tawakal membantu menjaga kestabilan mental. Allah berfirman:
“Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenang.”
(QS. Ar-Ra’d: 28)
Stres berkepanjangan dapat melemahkan tubuh, dan Islam menawarkan ketenangan batin sebagai penopang kesehatan holistik.
Rasa lelah yang terus-menerus, sakit yang berulang, atau emosi yang tidak stabil adalah “bahasa” tubuh yang sering diabaikan. Islam mengajarkan untuk tidak menzalimi diri sendiri. Allah berfirman:
“Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan.”
(QS. Al-Baqarah: 195)
Mengabaikan sinyal tubuh berarti mengabaikan amanah. Seorang Muslim seharusnya peka, mau beristirahat ketika lelah, berobat ketika sakit, dan memperbaiki gaya hidup ketika tubuh memberi peringatan.
Sebagai penutup, berikut aksi nyata yang bisa diterapkan sehari-hari:
Niatkan menjaga kesehatan sebagai ibadah, bukan sekadar rutinitas duniawi.
Atur pola makan, kurangi berlebihan, perbanyak makanan halal dan thayyib.
Cukupi istirahat, karena begadang tanpa kebutuhan adalah bentuk menyia-nyiakan tubuh.
Rutin bergerak atau berolahraga ringan, meski hanya berjalan kaki.
Jaga kebersihan diri dan lingkungan sebagai bagian dari iman.
Kelola stres dengan dzikir, doa, dan tawakal, bukan dengan pelarian yang merusak.
Segera berobat saat sakit, karena Islam menganjurkan ikhtiar sebelum bertawakal.

Menjaga kesehatan dalam Islam bukanlah perkara sampingan, melainkan bagian dari amanah besar yang Allah titipkan kepada setiap hamba-Nya. Tubuh yang sehat memungkinkan kita beribadah dengan khusyuk, bekerja dengan optimal, serta memberi manfaat bagi sesama. Al-Qur’an, hadits, dan pandangan para ulama telah menegaskan bahwa merawat jasmani dan rohani adalah bentuk ketaatan, wujud syukur, dan bagian dari ibadah yang bernilai pahala. Ketika tubuh mulai “berbicara”, Islam mengajarkan kita untuk mendengarkan, memperbaiki gaya hidup, dan tidak menzalimi diri sendiri.
Sebagai wujud nyata dari pengamalan nilai menjaga amanah dan mensyukuri nikmat kesehatan, kita juga diajak untuk memperluas manfaat kebaikan kepada orang lain. Salah satu caranya adalah dengan bersedekah, karena sedekah tidak hanya membersihkan harta, tetapi juga menumbuhkan kepedulian, memperkuat ukhuwah, dan menjadi sebab datangnya keberkahan hidup. Kini, bersedekah dapat dilakukan dengan mudah dan aman melalui lembaga resmi seperti BAZNAS Kota Sukabumi.
Yuk, salurkan sedekah terbaik kita melalui website resmi: https://baznaskotasukabumi.com/
Semoga dengan menjaga kesehatan sebagai amanah, disertai keikhlasan dalam bersedekah, Allah limpahkan keberkahan, kesehatan yang berkelanjutan, kelapangan rezeki, serta pahala yang terus mengalir hingga akhirat.
Untuk referensi bacaan singkat lainnya kunjungi artikel BAZNAS Kota Sukabumi yang mengulas tema Ketika Tubuh Berbicara: Pentingnya Menjaga Kesehatan sebagai Amanah dalam Islam
