BAZNAS
  • Tentang Kami
    • Profil
    • Program
    • Laporan
    • Kontak Kami
    • Pengaduan
  • PPID
  • Layanan
    • Rekening Zakat
    • Kalkulator Zakat
    • Konfirmasi Donasi
    • Channel Pembayaran
    • Jemput Zakat
  • Kabar
    • Semua
    • Artikel
    • Cerita Aksi
    • Press Release
  • Donasi
    • Bantuan Sosial
    • Tunaikan Sedekah Terbaikmu Hari Ini
  • ZAKAT
  • INFAK
  • ZAKAT Fitrah
  • FIDYAH
ZAKAT FITRAH
BAZNAS
  • Infak
  • Zakat
  • Fidyah
  • Home
  • Tentang Kami
    • Profil
    • Program
    • Laporan
    • Kontak Kami
    • Pengaduan
  • PPID
  • Layanan
    • Rekening Zakat
    • Kalkulator Zakat
    • Konfirmasi Donasi
    • Channel Pembayaran
    • Jemput Zakat
  • Kabar
    • Semua
    • Artikel
    • Cerita Aksi
    • Press Release
  • Donasi
    • Bantuan Sosial
    • Tunaikan Sedekah Terbaikmu Hari Ini

Like dan Komentar: Bagaimana Islam Menilai Interaksi Digital?

10 Dec 2025
Artikel
Like dan Komentar: Bagaimana Islam Menilai Interaksi Digital?

Pelajari bagaimana Islam menilai like, komentar, dan interaksi digital melalui dalil Al-Qur’an, hadits, serta pendapat ulama. Temukan hukum, adab, dan aksi nyata agar media sosial menjadi ladang pahala, bukan sumber dosa.

Like dan Komentar: Bagaimana Islam Menilai Interaksi Digital?

Di era digital, jari-jari kita bergerak lebih cepat daripada akal dan hati. Satu klik like, satu komentar spontan, satu unggahan terburu-buru—semuanya dapat membentuk persepsi, memicu emosi, bahkan memengaruhi keberkahan hidup. Media sosial memang memperluas ruang percakapan manusia, namun Islam tetap menjadi kompas moral agar interaksi digital tidak menjadi sumber dosa, fitnah, atau keretakan hubungan.

Islam tidak melihat like atau komentar sebagai hal remeh. Dalam pandangan syariat, setiap aktivitas yang menyentuh ucapan, penilaian, pengaruh, atau hubungan antar-manusia tetap bernilai ibadah—dan akan dihisab di akhirat. Karenanya, seorang Muslim wajib berhati-hati agar interaksi online selaras dengan akhlak Qur’ani dan sunnah Nabi Muhammad ﷺ.

1. Segala Ucapan Tercatat, Termasuk di Media Sosial

Allah menegaskan bahwa setiap kata yang keluar dari manusia akan dicatat oleh malaikat:

“Tiada suatu ucapan pun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.”
(QS. Qaf: 18)

Para ulama seperti Imam Ibn Katsir menegaskan bahwa ayat ini mencakup semua ucapan, baik lisan maupun tulisan. Dalam konteks modern, tulisan digital, komentar, status, caption, bahkan emoji dan like yang bermakna dukungan, termasuk dalam “ucapan” yang akan dipertanggungjawabkan.

Sebuah komentar kasar mungkin hanya beberapa detik ditulis, namun bisa menjadi beban dosa bertahun-tahun. Begitu pula like pada konten maksiat, fitnah, atau kebohongan dapat menjadi bentuk persetujuan yang dihisab.

2. Like sebagai Bentuk Dukungan: Hukum Fiqihnya

Dalam Islam, mendukung sesuatu yang buruk termasuk perbuatan tercela. Allah berfirman:

“Dan janganlah kamu tolong-menolong dalam perbuatan dosa dan permusuhan.”
(QS. Al-Ma’idah: 2)

Beberapa ulama fikih kontemporer seperti Syaikh Shalih Al-Munajjid dan Syaikh Abdul Aziz bin Baz menjelaskan bahwa like pada konten yang salah termasuk menolong dalam keburukan karena memperluas jangkauan dan memberikan legitimasi.

Contohnya:

  • Like pada gosip → mendukung penyebaran ghibah

  • Like pada konten membuka aurat → mendukung kemaksiatan

  • Like pada opini yang menghina agama → tanda ridha terhadap kekufuran

Sebaliknya, like pada kebaikan bisa bernilai pahala karena termasuk ta’awun ‘alal birri wat-taqwa (kerja sama dalam kebaikan).

Maka, hukum like tergantung pada konten yang didukung—indikasi betapa serius Islam menilai interaksi digital.

3. Komentar dalam Islam: Antara Amar Ma’ruf dan Menjaga Lisan

Nabi ﷺ bersabda:

“Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata baik atau diam.”
(HR. Bukhari & Muslim)

Para ulama menegaskan bahwa “berkata” dalam hadits mencakup tulisan dan komentar.

Komentar bernilai ibadah jika:

  • mengajak kepada kebaikan

  • meluruskan kesalahan dengan adab

  • memberi nasihat

  • menenangkan suasana

Komentar bernilai dosa jika:

  • mengandung hinaan, caci maki, atau sarkasme

  • menyebarkan fitnah

  • memprovokasi perpecahan

  • memalukan seseorang di muka publik

Imam Nawawi dalam Al-Adzkar menekankan kewajiban menjaga kehormatan orang lain dalam setiap ucapan. Di media sosial, adab ini sering hilang karena orang merasa “bersembunyi” di balik layar.

4. Ghibah dan Fitnah Digital: Dosa Besar yang Diremehkan

Nabi ﷺ menjelaskan:

“Ghibah adalah engkau menyebutkan tentang saudaramu sesuatu yang ia benci.”
(HR. Muslim)

Di media sosial, ghibah sering dilakukan dengan:

  • komentar membicarakan kekurangan seseorang

  • menyebarkan rumor

  • membahas kehidupan pribadi tokoh publik

Sementara fitnah digital lebih berbahaya karena konten dapat viral dalam hitungan jam.

Allah memperingatkan:

“Fitnah itu lebih besar dosanya daripada pembunuhan.”
(QS. Al-Baqarah: 191)

Ulama kontemporer menyebut ghibah online sebagai dosa jariyah karena bisa terus tersebar meski pelakunya sudah berhenti melakukannya—bahkan setelah meninggal.

BAZNAS Kota Sukabumi

5. Interaksi Digital dan Niat Hati: RIya’ dalam Era Media Sosial

Era digital membuka pintu riya’ yang halus.

  • memposting ibadah demi dipuji

  • berkomentar hanya agar terlihat bijak

  • memberikan like untuk mencari perhatian seseorang

  • berlomba menunjukkan kesalehan dalam publikasi

Padahal Nabi ﷺ memperingatkan:

“Yang paling aku takutkan menimpa kalian adalah syirik kecil.”
Para sahabat bertanya: ”Apakah itu wahai Rasulullah?”
Beliau menjawab: “Riya’.”
(HR. Ahmad)

Ulama seperti Ibn Rajab Al-Hanbali menekankan bahwa riya’ di akhir zaman sering bersifat tersembunyi. Media sosial membuatnya lebih rawan.

6. Jejak Digital: Amanah yang Tak Akan Hilang

Interaksi digital meninggalkan jejak yang bisa memengaruhi orang lain dalam jangka panjang. Nabi ﷺ bersabda:

“Siapa yang menunjukkan kepada kebaikan, ia mendapat pahala seperti yang melakukannya.”
(HR. Muslim)

“Dan siapa yang memprakarsai keburukan, ia akan menanggung dosanya dan dosa orang yang mengikutinya.”
(HR. Muslim)

Jika satu komentar buruk membuat ribuan orang marah, pelakunya menanggung efek kemudaratan itu. Jika satu unggahan dakwah menyadarkan banyak orang, pelakunya mendapat pahala jariyah.

Jejak digital bisa menjadi ladang pahala atau timbunan dosa.

7. Prinsip Emas Interaksi Digital Menurut Islam

Para ulama merumuskan prinsip adab digital berdasarkan dalil syariat:

1. Tabayyun (verifikasi)

Berdasar QS. Al-Hujurat: 6.
Jangan komentar atau share sebelum memastikan kebenaran.

2. Tazkiyah al-lisan (menjaga lisan)

Berdasar QS. Qaf: 18 dan HR. Bukhari-Muslim.
Tulis yang baik atau tahan diri.

3. Satr (menutup aib orang lain)

Berdasar HR. Muslim: “Siapa menutup aib saudaranya…”
Jangan jadikan media sosial sebagai tempat membuka aib.

4. Tidak menyakiti hati orang lain

Berdasar HR. Bukhari: “Seorang Muslim adalah yang tidak mengganggu orang lain dengan lisan dan tangannya.”

5. Niatkan interaksi sebagai ibadah

Agar terhindar dari riya’, sombong, dan percuma.

Aksi Nyata: Menerapkan Akhlak Digital dalam Kehidupan Sehari-hari

1. Terapkan aturan 3 detik sebelum komentar

Tanya pada diri sendiri:

  • Apakah ini bermanfaat?

  • Apakah ini menyakiti?

  • Apakah ini akan aku pertanggungjawabkan di akhirat?

2. Hanya berikan like pada konten yang benar-benar baik

Jika kontennya syubhat, maksiat, fitnah, atau hinaan—hindari. Diam lebih selamat.

3. Biasakan memverifikasi informasi

Jangan langsung share, apalagi berita buruk atau gosip tentang seseorang.

4. Jadikan akun media sosial sebagai ladang pahala

  • unggah motivasi

  • sebarkan ilmu

  • beri komentar yang menenangkan

  • peringati dengan adab jika ada kesalahan

5. Hapus konten lama yang berdosa

Ini bentuk taubat digital—menghentikan penyebaran dosa jariyah.

6. Mulai gerakan “komentar yang menyejukkan”

Bahkan komentar sederhana seperti “Semoga Allah mudahkan” bisa membuat orang lain lebih kuat.

7. Rutin bermuhasabah digital

Sebelum tidur, periksa:
“Apakah hari ini aku menyakiti seseorang lewat layar?”
Jika iya, segera minta maaf.

Kesimpulan

Interaksi digital dalam Islam bukanlah perkara remeh, sebab setiap like, komentar, dan unggahan merupakan bagian dari ucapan yang akan dihisab di hadapan Allah SWT. Dengan memahami dalil Al-Qur’an, hadits Nabi ﷺ, serta nasihat para ulama, kita belajar bahwa media sosial dapat menjadi ladang pahala jika digunakan untuk menyebarkan kebaikan, namun bisa pula berubah menjadi sumber dosa ketika digunakan untuk fitnah, ghibah, atau mendukung kemaksiatan. Menjaga adab, hati-hati dalam menekan tombol like, serta menulis komentar yang menenangkan bukan hanya etika digital, tetapi ibadah yang bernilai di sisi Allah.

Sebagai wujud nyata dalam menjaga hati dan memperbanyak amal kebaikan di dunia digital maupun nyata, kita diajak untuk memperbanyak sedekah. Sedekah adalah cara membersihkan hati, menolak bala, dan mengundang keberkahan dalam hidup. Kini, bersedekah dapat dilakukan lebih mudah melalui lembaga resmi seperti BAZNAS Kota Sukabumi.

Yuk, salurkan sedekah terbaikmu melalui website resmi: https://baznaskotasukabumi.com/.

Semoga dengan menjaga etika digital dan rutin bersedekah, Allah mudahkan urusan kita, lapangkan rezeki kita, dan jadikan amal tersebut sebagai pahala yang terus mengalir hingga akhirat.

Untuk referensi bacaan singkat lainnya kunjungi artikel BAZNAS Kota Sukabumi yang mengulas tema Like dan Komentar: Bagaimana Islam Menilai Interaksi Digital?

BAZNAS Kota Sukabumi

Share

Baca Juga

Artikel
MENGHADAPI KELUARGA TOXIC,TRAUMA,EMOTIONAL ABOUSE : BERKACA DARI KISAH PARA NABI
13 Aug 2025
Artikel
UMKM Naik Kelas: Strategi Bisnis Halal dan Berkah Menurut Prinsip Ekonomi Islam
17 Dec 2025
Artikel
Menghidupkan Kembali Empati: Tantangan Akhlak di Era Modern dalam Pandangan Islam
17 Dec 2025
Artikel
Ketika Tubuh Berbicara: Pentingnya Menjaga Kesehatan sebagai Amanah dalam Islam
16 Dec 2025
Artikel
Bangkit Tanpa Menunggu Sempurna: Kekuatan Tawakal dalam Mengubah Hidup
15 Dec 2025
Artikel
Belajar Bukan Sekadar Hafalan: Menemukan Makna Ilmu Menurut Perspektif Islam
12 Dec 2025
Artikel
Menjadi Muslim yang Bijak di Dunia Maya: Bukan Sekadar Viral
11 Dec 2025
BAZNAS Gedung Islamik Center, Jl. Veteran II No.2, Gunungparang, Kec. Cikole, Kota Sukabumi, Jawa Barat 43111
(0266) 6245222

Kenali Kami

  • Tentang Kami
  • Syarat & Ketentuan
  • Kebijakan Privasi
  • Hubungi Kami

Layanan

  • Rekening Zakat
  • Konfirmasi Donasi
  • Kalkulator
  • Channel Pembayaran
  • Jemput Zakat

Donasi

  • Program
  • Zakat
  • Infak
  • Fidyah

Ikuti Kami

  • Baznas Kota Sukabumi
  • Baznas Kota Sukabumi
  • Baznas Kota Sukabumi
  • Baznas Kota Sukabumi
© 2025 - Baznas Kota Sukabumi