Makam Nabi Muhammad SAW di Masjid Nabawi, Madinah, menjadi tempat ziarah suci umat Islam. Simak letak, sejarah, arsitektur, dan fakta penting seputar makam Rasulullah.
Makam Nabi Muhammad SAW terletak di bagian timur Masjid Nabawi, masjid kedua paling suci setelah Masjidil Haram di Mekkah. Lokasi makam berada tepat di dalam area yang dahulu merupakan rumah beliau, berdampingan dengan kediaman Siti Aisyah RA. Saat ini, makam dikelilingi pagar hijau berornamen indah, menjadikannya pusat perhatian jutaan Muslim yang datang berziarah setiap tahun.
Di dekat makam Nabi terdapat area Rauzah, yang dikenal sebagai salah satu tempat paling mustajab untuk berdoa. Rasulullah pernah bersabda bahwa antara rumah dan mimbarnya terdapat taman dari taman-taman surga. Hal inilah yang membuat peziarah selalu berusaha melaksanakan salat dan berdoa di area tersebut.
Setelah wafat pada tahun 11 Hijriah (632 M), Rasulullah SAW dimakamkan di kamar istrinya, Siti Aisyah RA. Pemilihan lokasi makam ini sesuai dengan sabda beliau, bahwa para nabi dimakamkan di tempat mereka wafat. Pada awalnya makam sangat sederhana, namun seiring bertambahnya jumlah peziarah, Khalifah Umar bin Khattab dan Utsman bin Affan melakukan perluasan serta perbaikan di sekitar Masjid Nabawi.
Pada masa berikutnya, renovasi besar-besaran dilakukan oleh khalifah dari berbagai dinasti Islam, termasuk Dinasti Umayyah, Abbasiyah, hingga Kesultanan Utsmani. Renovasi terbaru yang dilakukan Pemerintah Saudi menghadirkan arsitektur modern yang tetap mempertahankan nilai sejarah, dengan kubah hijau khas Masjid Nabawi sebagai lambang keagungan.
Seiring perkembangan zaman, makam Nabi Muhammad SAW tidak hanya menjadi tempat peristirahatan terakhir beliau, tetapi juga simbol sejarah yang dijaga dengan penuh hormat. Beberapa perkembangan penting antara lain:
Abad ke-7: perluasan Masjid Nabawi pertama kali, makam ikut diperluas.
Masa Abbasiyah: dibuat pagar pelindung dan ornamen khas Islam.
Masa Utsmani: dibangun kubah hijau yang hingga kini menjadi ikon Madinah.
Era modern: area makam dijaga ketat, namun tetap dapat diziarahi dengan penuh khidmat.
Arsitektur makam menampilkan keindahan seni Islam, dengan ukiran kaligrafi dan ornamen yang melambangkan cinta serta penghormatan kepada Rasulullah SAW.
Makam Rasulullah SAW terletak di antara makam Abu Bakar Ash-Shiddiq RA dan Umar bin Khattab RA. Ketiganya bersebelahan, mencerminkan kedekatan sahabat terbaik beliau dalam kehidupan maupun setelah wafat.
Area Rauzah yang berada di antara mimbar dan rumah Rasulullah diyakini sebagai salah satu tempat terkabulnya doa. Banyak peziarah yang memanfaatkan momen ini untuk memanjatkan doa dengan penuh kekhusyukan.
Di sekitar makam diberlakukan larangan keras untuk menggambar atau memvisualisasikan Nabi Muhammad SAW. Hal ini bertujuan menjaga kesucian, menghindari penyalahgunaan, dan menegaskan kedudukan beliau sebagai utusan Allah.
Bagi umat Islam, berziarah ke makam Nabi bukan sekadar perjalanan sejarah, melainkan pengalaman spiritual. Ziarah ini menjadi bentuk cinta dan penghormatan kepada Rasulullah, sekaligus pengingat untuk meneladani ajarannya.
Ziarah ke makam Nabi Muhammad SAW memiliki adab yang harus diperhatikan oleh setiap Muslim. Para peziarah dianjurkan membaca shalawat dan salam kepada Rasulullah dengan penuh ketenangan. Suara tidak boleh ditinggikan, karena Allah telah memerintahkan untuk menghormati Nabi bahkan setelah beliau wafat.
Selain itu, peziarah hendaknya memperbanyak doa dan tidak melakukan perbuatan yang dilarang, seperti meminta langsung kepada Nabi atau berlebih-lebihan dalam sikap. Ziarah harus dilakukan dengan niat ikhlas, hanya untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan menunjukkan rasa cinta kepada Rasul-Nya.
Makam Nabi Muhammad SAW berada di dalam kompleks Masjid Nabawi, yang sejak masa Rasulullah sudah menjadi pusat ibadah dan dakwah. Di masjid inilah beliau memimpin salat, menyampaikan khutbah, dan membimbing para sahabat.
Seiring perkembangan Islam, Masjid Nabawi menjadi pusat keilmuan. Banyak ulama besar yang mengajar di sana, melanjutkan tradisi Rasulullah sebagai guru dan pembimbing umat. Hingga kini, Masjid Nabawi tetap menjadi salah satu tujuan utama umat Islam yang ingin memperdalam ilmu agama sekaligus merasakan suasana spiritual yang agung.
Makam Nabi Muhammad SAW di Masjid Nabawi bukan hanya situs ziarah, tetapi juga simbol warisan Islam yang penuh makna. Kehadiran makam ini mengingatkan umat akan ajaran Rasulullah tentang cinta, kesabaran, pengorbanan, dan pengabdian kepada Allah serta umat manusia.
Bagi peziarah, berada di dekat makam Nabi adalah pengalaman yang menyentuh hati. Banyak yang merasa semakin dekat dengan ajaran Islam, menemukan ketenangan batin, dan mendapatkan dorongan untuk meningkatkan iman serta amal saleh.
Makam Nabi Muhammad SAW di Masjid Nabawi, Madinah, adalah salah satu tempat paling suci bagi umat Islam. Letaknya yang bersejarah, nilai spiritual yang tinggi, serta fakta-fakta menarik yang menyelimutinya menjadikan lokasi ini sebagai pusat ziarah dan refleksi iman. Ziarah ke makam Rasulullah bukan hanya mengenang perjuangan beliau, tetapi juga menjadi sarana untuk memperkuat cinta, meneladani akhlak, dan meningkatkan ketaatan kepada Allah SWT.
Sebagai wujud nyata cinta kepada Rasulullah dan pengamalan nilai-nilai Islam, kita diajak untuk memperbanyak amal kebaikan, salah satunya dengan bersedekah. Kini, bersedekah bisa dilakukan lebih mudah melalui lembaga resmi seperti di BAZNAS Kota Sukabumi. Yuk, salurkan sedekah melalui website resmi: https://baznaskotasukabumi.com/.
Semoga dengan meneladani Rasulullah, berziarah dengan penuh adab, serta menunaikan sedekah, kita memperoleh keberkahan, kelapangan rezeki, dan pahala yang terus mengalir hingga akhirat.
Informasi singkat mengenai makam Rasulullah juga pernah dimuat di laman resmi BAZNAS Kota Sukabumi. Anda bisa membacanya melalui tautan berikut: Makam Nabi Muhammad SAW di Madinah.