Makna, Peristiwa, dan Hikmah Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW menjadi peristiwa agung dalam sejarah Islam, saat Nabi Muhammad menerima perintah salat lima waktu dan banyak hikmah bagi umat Muslim.
Isra’ Mi’raj merupakan salah satu peristiwa paling agung dalam perjalanan kenabian Rasulullah Muhammad SAW. Peristiwa ini terjadi pada malam 27 Rajab, sekitar tahun ke-10 atau 11 kenabian. Isra’ Mi’raj bukan hanya sekadar perjalanan luar biasa, melainkan juga momen penting yang membawa syariat utama bagi umat Islam, yaitu kewajiban salat lima waktu.
Secara bahasa, Isra’ berarti perjalanan malam. Isra’ adalah perjalanan Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram di Mekah menuju Masjidil Aqsa di Baitul Maqdis, Palestina. Sedangkan Mi’raj berarti naik, yaitu perjalanan Rasulullah dari Masjidil Aqsa menembus tujuh lapis langit hingga ke Sidratul Muntaha.
Allah SWT mengabadikan peristiwa ini dalam Al-Qur’an surat Al-Isra ayat 1:
سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَىٰ بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَا ۚ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ
Artinya: “Maha Suci (Allah) yang telah memperjalankan hamba-Nya pada malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat.”
Ayat ini menegaskan bahwa Isra’ Mi’raj adalah peristiwa nyata, bukan mimpi atau ilusi.
Sebelum peristiwa agung ini, Nabi Muhammad SAW mengalami masa-masa berat yang dikenal sebagai ‘Amul Huzni atau tahun kesedihan. Dalam tahun tersebut, Rasulullah kehilangan dua orang terdekat yang selalu mendukungnya, yaitu istri tercinta Khadijah RA dan paman beliau Abu Thalib.
Di tengah duka dan cobaan tersebut, Allah SWT memberikan hiburan dan penguatan iman melalui perjalanan Isra’ Mi’raj. Peristiwa ini sekaligus menunjukkan kemuliaan Nabi Muhammad SAW sebagai utusan terakhir yang membawa risalah Islam.
Perjalanan dimulai ketika Malaikat Jibril datang membawa Buraq, kendaraan khusus yang sangat cepat. Nabi Muhammad SAW kemudian menuju Masjidil Aqsa dan melaksanakan salat di sana bersama para nabi terdahulu sebagai imam.
Setelah itu, Rasulullah SAW melanjutkan perjalanan Mi’raj menembus langit. Di setiap lapisan langit, beliau bertemu dengan para nabi:
Nabi Adam di langit pertama
Nabi Isa dan Nabi Yahya di langit kedua
Nabi Yusuf di langit ketiga
Nabi Idris di langit keempat
Nabi Harun di langit kelima
Nabi Musa di langit keenam
Nabi Ibrahim di langit ketujuh
Akhir perjalanan adalah Sidratul Muntaha, tempat yang hanya bisa dicapai oleh Rasulullah SAW. Di sinilah Allah SWT menetapkan kewajiban salat bagi umat Islam. Awalnya diwajibkan 50 kali sehari, namun setelah permohonan Nabi Muhammad SAW, Allah meringankan menjadi 5 waktu sehari, dengan pahala setara 50 salat.
Peristiwa Isra’ Mi’raj menyimpan banyak pelajaran penting bagi umat Islam, di antaranya:
Kewajiban salat lima waktu sebagai ibadah utama yang tidak boleh ditinggalkan.
Penguatan iman terhadap kekuasaan Allah SWT yang mampu memperjalankan hamba-Nya dalam waktu singkat.
Kesabaran dalam menghadapi ujian, sebab setelah kesedihan akan datang pertolongan Allah.
Mengakui keutamaan Nabi Muhammad SAW sebagai pemimpin para nabi.
Keyakinan bahwa setiap perbuatan ada balasannya, baik berupa pahala maupun hukuman.
Meyakini tanda-tanda kebesaran Allah SWT yang diperlihatkan kepada Rasulullah.
Hikmah-hikmah ini menjadi pedoman agar umat Islam semakin taat dan teguh menjalani perintah Allah dalam kehidupan sehari-hari.
Isra’ Mi’raj bukan sekadar kisah sejarah, tetapi momentum untuk introspeksi. Umat Islam dituntut untuk menjaga kualitas salatnya, memperkuat keimanan, serta meningkatkan amal saleh.
Selain itu, peristiwa ini mengajarkan pentingnya berbagi dan peduli sesama. Sebagaimana Rasulullah selalu menekankan solidaritas umat, kita pun diajak untuk membantu fakir miskin, anak yatim, dan mereka yang membutuhkan melalui zakat, infak, dan fidyah.
Sebagai tambahan, peristiwa agung ini juga pernah diulas dalam artikel Makna, Peristiwa, dan Hikmah Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW di website BAZNAS Kota Sukabumi yang bisa dijadikan bacaan pendukung.
Sebagai umat Islam, kita tidak hanya memperingati Isra’ Mi’raj dengan ibadah ritual, tetapi juga dengan amal nyata. Salah satunya melalui zakat, infak, dan fidyah.
BAZNAS Kota Sukabumi hadir sebagai lembaga resmi yang menyalurkan zakat, infak, dan fidyah secara tepat sasaran kepada masyarakat yang membutuhkan. Dengan menunaikannya melalui BAZNAS, kita ikut membantu mengurangi kemiskinan, meningkatkan kesejahteraan umat, sekaligus meraih keberkahan hidup.
👉 Segera tunaikan zakat, infak, dan fidyah Anda melalui BAZNAS Kota Sukabumi agar keberkahan Isra’ Mi’raj benar-benar kita rasakan dalam kehidupan sehari-hari.