Artikel ini membahas cara mencari keuntungan bisnis tanpa menghilangkan keberkahan menurut Islam, dilengkapi dalil Al-Qur’an, hadits, pandangan ulama, serta langkah nyata agar usaha tetap halal, jujur, dan bernilai ibadah.
Dalam dunia bisnis modern, keuntungan sering dijadikan satu-satunya ukuran keberhasilan. Omzet besar, laba meningkat, dan ekspansi cepat dianggap sebagai bukti kesuksesan. Namun dalam perspektif Islam, keuntungan semata tidaklah cukup. Seorang Muslim dituntut untuk mencari keuntungan yang disertai keberkahan, karena keberkahanlah yang membuat harta membawa kebaikan, ketenangan, dan manfaat jangka panjang, baik di dunia maupun di akhirat.
Islam tidak pernah melarang umatnya untuk berbisnis dan mencari kekayaan. Bahkan, Rasulullah ﷺ sendiri adalah seorang pedagang yang sukses sebelum diangkat menjadi nabi. Namun Islam memberikan rambu-rambu yang jelas agar aktivitas bisnis tidak hanya menguntungkan secara materi, tetapi juga bernilai ibadah.
Keuntungan (profit) dalam bisnis adalah selisih lebih antara pendapatan dan biaya. Sementara keberkahan adalah bertambahnya kebaikan yang Allah letakkan dalam sesuatu, meskipun jumlahnya terlihat sedikit.
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Sesungguhnya keberkahan itu datang dari Allah.”
(HR. Bukhari)
Imam Ibn Katsir menjelaskan bahwa keberkahan bukan sekadar banyaknya harta, tetapi ketenangan, kecukupan, dan manfaat yang terus mengalir dari harta tersebut. Oleh karena itu, bisnis yang berkah bisa saja menghasilkan keuntungan yang tidak terlalu besar, tetapi cukup, menenangkan, dan membawa kebaikan bagi banyak orang.
Allah SWT berfirman:
“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka di antara kamu.”
(QS. An-Nisa: 29)
Ayat ini menegaskan bahwa Islam membolehkan bisnis selama dilakukan secara jujur, adil, dan tanpa kebatilan. Segala bentuk penipuan, riba, gharar (ketidakjelasan), dan kezaliman adalah sebab utama hilangnya keberkahan.
Dalam ayat lain, Allah berfirman:
“Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.”
(QS. Al-Baqarah: 275)
Ayat ini menjadi fondasi utama ekonomi Islam. Keuntungan yang diperoleh melalui riba mungkin terlihat besar, tetapi Allah menegaskan bahwa riba justru menghapus keberkahan harta.
Rasulullah ﷺ dikenal sebagai pedagang yang sangat jujur hingga mendapat gelar Al-Amin (yang terpercaya). Dalam sebuah hadits, beliau bersabda:
“Pedagang yang jujur dan amanah akan bersama para nabi, orang-orang shiddiq, dan para syuhada.”
(HR. Tirmidzi)
Hadits ini menunjukkan betapa tingginya kedudukan pedagang yang menjaga integritas. Kejujuran bukan hanya etika bisnis, tetapi kunci keberkahan.
Rasulullah ﷺ juga bersabda:
“Dua pihak yang berjual beli memiliki hak memilih selama mereka belum berpisah. Jika keduanya jujur dan menjelaskan (cacat barang), maka diberkahi jual belinya. Jika keduanya berdusta dan menyembunyikan (cacat), maka dihapus keberkahan jual belinya.”
(HR. Bukhari dan Muslim)

Imam Al-Ghazali dalam Ihya’ Ulumuddin menjelaskan bahwa tujuan bekerja dan berbisnis bagi seorang Muslim bukan semata-mata menumpuk kekayaan, tetapi untuk:
Menjaga diri dari meminta-minta
Menafkahi keluarga
Membantu sesama
Mendukung ketaatan kepada Allah
Menurut beliau, harta yang diperoleh dengan niat dan cara yang benar akan menjadi sarana mendekatkan diri kepada Allah, bukan sumber kelalaian.
Sementara itu, Ibnu Taimiyah menegaskan bahwa keadilan dalam muamalah adalah sebab utama turunnya keberkahan. Ketika pelaku bisnis menzalimi konsumen, karyawan, atau mitra, maka kerugian spiritual akan jauh lebih besar daripada keuntungan materi.
Beberapa praktik yang sering menghilangkan keberkahan antara lain:
Ketidakjujuran dalam kualitas, takaran, atau harga
Riba dalam pembiayaan
Menunda pembayaran upah karyawan
Manipulasi dan penipuan
Melalaikan kewajiban ibadah demi bisnis
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Berikanlah upah pekerja sebelum kering keringatnya.”
(HR. Ibnu Majah)
Hadits ini menunjukkan bahwa keadilan kepada pekerja adalah bagian dari keberkahan usaha.

Islam mengajarkan bahwa setiap aktivitas yang diniatkan karena Allah dapat bernilai ibadah, termasuk bisnis. Allah berfirman:
“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bagianmu di dunia.”
(QS. Al-Qashash: 77)
Ayat ini mengajarkan keseimbangan: mencari keuntungan dunia tanpa melupakan orientasi akhirat. Bisnis yang berkah adalah bisnis yang menghubungkan dunia dengan akhirat.
Sebagai penutup, berikut langkah nyata yang dapat diterapkan agar bisnis tetap menguntungkan sekaligus penuh keberkahan:
Luruskan niat
Niatkan bisnis sebagai sarana ibadah, bukan sekadar mengejar harta.
Jaga kehalalan produk dan proses
Pastikan bahan, transaksi, dan sistem keuangan sesuai syariat.
Bersikap jujur dan transparan
Jelaskan kualitas, harga, dan risiko kepada konsumen.
Tunaikan hak orang lain tepat waktu
Bayar gaji, utang, dan kewajiban tanpa menunda.
Sisihkan harta untuk zakat dan sedekah
Zakat menyucikan harta, sedekah mengundang keberkahan.
Jangan melalaikan ibadah
Bisnis yang membuat jauh dari Allah justru menghilangkan ketenangan.
Berdoa memohon keberkahan
Karena pada akhirnya, keberkahan adalah anugerah dari Allah SWT.
Mencari keuntungan dalam bisnis adalah hal yang dibenarkan dalam Islam, namun keuntungan sejati adalah yang disertai keberkahan. Keberkahan lahir dari niat yang lurus, proses yang halal, kejujuran dalam transaksi, keadilan kepada semua pihak, serta ketaatan kepada Allah SWT. Bisnis yang dijalankan dengan nilai-nilai Islam tidak hanya menghasilkan laba materi, tetapi juga menghadirkan ketenangan hati, kebermanfaatan sosial, dan pahala yang berkelanjutan hingga akhirat.
Sebagai wujud nyata menjaga keberkahan usaha dan mensyukuri rezeki yang Allah titipkan, kita diajak untuk memperbanyak amal kebaikan, salah satunya dengan bersedekah. Sedekah bukan hanya membersihkan harta, tetapi juga menjadi sebab dilapangkannya rezeki dan ditambahnya keberkahan dalam bisnis. Kini, bersedekah dapat dilakukan dengan mudah dan aman melalui lembaga resmi seperti BAZNAS Kota Sukabumi.
Yuk, salurkan sedekah terbaik kita melalui website resmi: https://baznaskotasukabumi.com/
Semoga dengan menjalankan bisnis secara halal, jujur, dan disertai sedekah, Allah SWT memberkahi setiap usaha kita, melapangkan rezeki, serta menjadikannya sebagai amal jariyah yang pahalanya terus mengalir hingga akhirat. Aamiin.
Untuk referensi bacaan singkat lainnya kunjungi artikel BAZNAS Kota Sukabumi yang mengulas tema Mencari Keuntungan Bisnis Tanpa Menghilangkan Keberkahan
