BAZNAS
  • Tentang Kami
    • Profil
    • Program
    • Laporan
    • Kontak Kami
    • Pengaduan
  • PPID
  • Layanan
    • Rekening Zakat
    • Kalkulator Zakat
    • Konfirmasi Donasi
    • Channel Pembayaran
    • Jemput Zakat
  • Kabar
    • Semua
    • Artikel
    • Cerita Aksi
    • Press Release
  • Donasi
    • Bantuan Sosial
    • Tunaikan Sedekah Terbaikmu Hari Ini
  • ZAKAT
  • INFAK
  • ZAKAT Fitrah
  • FIDYAH
ZAKAT FITRAH
BAZNAS
  • Infak
  • Zakat
  • Fidyah
  • Home
  • Tentang Kami
    • Profil
    • Program
    • Laporan
    • Kontak Kami
    • Pengaduan
  • PPID
  • Layanan
    • Rekening Zakat
    • Kalkulator Zakat
    • Konfirmasi Donasi
    • Channel Pembayaran
    • Jemput Zakat
  • Kabar
    • Semua
    • Artikel
    • Cerita Aksi
    • Press Release
  • Donasi
    • Bantuan Sosial
    • Tunaikan Sedekah Terbaikmu Hari Ini

Menjadi Muslim yang Bijak di Dunia Maya: Bukan Sekadar Viral

11 Dec 2025
Artikel
Menjadi Muslim yang Bijak di Dunia Maya: Bukan Sekadar Viral

Pelajari bagaimana menjadi Muslim yang bijak di dunia maya menurut Al-Qur’an, hadits, dan pandangan ulama. Artikel ini membahas etika digital, bahaya mengejar viral, serta aksi nyata agar media sosial menjadi ladang pahala, bukan sumber dosa.

Menjadi Muslim yang Bijak di Dunia Maya: Bukan Sekadar Viral

Di era digital, setiap orang bisa bersuara kapan saja, di mana saja, dan tentang apa saja. Dengan sekali sentuh, sebuah tulisan atau video dapat menjangkau ribuan hingga jutaan orang. Namun kemudahan ini juga membawa tantangan besar: kecenderungan untuk mengejar viral, mengutamakan sensasi, dan mengorbankan etika. Islam datang sebagai pedoman yang tidak hanya mengatur kehidupan nyata, tetapi juga dunia maya, karena keduanya akan dihisab pada hari kiamat.

Artikel ini membahas bagaimana seorang Muslim seharusnya bersikap di dunia digital menurut Al-Qur’an, hadits, dan pandangan ulama, sekaligus menghadirkan aksi nyata yang bisa diterapkan setiap hari.

1. Media Sosial: Lahan Pahala atau Ladang Dosa?

Dunia maya adalah perpanjangan dari dunia nyata. Komentar, unggahan, dan share yang kita lakukan memiliki konsekuensi moral dan spiritual.

a. Setiap kata akan dipertanggungjawabkan

Allah berfirman:

“Tidak ada suatu kata pun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu siap mencatat.”
(QS. Qaf: 18)

Ayat ini berlaku bukan hanya untuk kata yang diucapkan, tetapi juga untuk kata yang ditulis dalam bentuk komentar, pesan, atau unggahan.

Syaikh Abdurrahman as-Sa’di menegaskan bahwa ayat ini menunjukkan kewajiban menjaga seluruh bentuk ucapan manusia, termasuk tulisan.

b. Jangan ikut menyebarkan sesuatu yang belum jelas

Allah memperingatkan:

“Wahai orang-orang yang beriman, jika datang kepada kalian orang fasik membawa suatu berita, maka telitilah kebenarannya…”
(QS. Al-Hujurat: 6)

Di era media sosial, ini sangat relevan — hoaks tersebar lebih cepat daripada kebenaran. Ulama tafsir menjelaskan bahwa ayat ini menuntut seorang Muslim tabayyun sebelum menyebarkan informasi, apalagi jika dapat merugikan seseorang.

c. Menulis untuk kebaikan, bukan untuk kerusakan

Rasulullah ﷺ bersabda:

“Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata yang baik atau diam.”
(HR. Bukhari & Muslim)

Imam Nawawi menjelaskan bahwa ini mencakup kewajiban menghindari semua bentuk ucapan yang membawa mudarat: hinaan, ghibah, fitnah, provokasi, atau candaan berlebihan yang menyakiti orang lain.

2. Bahaya Mengejar Viral Menurut Islam

a. Niat yang salah akan membatalkan pahala

Banyak konten dibuat demi popularitas, bukan manfaat. Rasulullah ﷺ bersabda:

“Sesungguhnya amal itu tergantung pada niatnya.”
(HR. Bukhari)

Jika niat membuat konten adalah ketenaran, pujian, atau sensasi, maka seseorang terancam terjebak riya — penyakit hati yang sangat berbahaya.

b. Mempublikasikan diri berlebihan (tujuhbuh) bisa menjerumuskan

Ulama seperti Syaikh Shalih Al-Fauzan mengingatkan bahwa mempublikasikan diri secara berlebihan—termasuk memamerkan kekayaan, keluarga, atau kehidupan pribadi—dapat memancing iri, hasad, atau bahkan membuka jalan fitnah.

c. Suka membongkar aib orang lain

Allah melarang keras perilaku ini:

“Janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain.”
(QS. Al-Hujurat: 12)

Sayangnya, konten yang membongkar aib sering justru menjadi viral. Namun dalam pandangan Islam, membuka aib saudara seiman adalah dosa besar.

Rasulullah ﷺ bersabda:

“Barangsiapa menutupi aib seorang Muslim, Allah akan menutupi aibnya di dunia dan di akhirat.”
(HR. Muslim)

3. Etika Muslim di Dunia Maya Menurut Ulama

a. Imam Al-Ghazali: Hati adalah sumber gerak, jari hanyalah alat

Dalam Ihya Ulumuddin, Al-Ghazali menjelaskan bahwa manusia harus menjaga anggota badan dari perbuatan dosa. Jika beliau hidup di era sekarang, jari dan keyboard termasuk anggota badan yang wajib dijaga dari menuliskan keburukan.

b. Ibn Qayyim: Setiap posting adalah kesaksian dan pertanggungjawaban

Ibn Qayyim berkata dalam Madarij as-Salikin bahwa setiap ucapan manusia adalah “kesaksian” atas apa yang ada di hatinya. Apa yang kita unggah menunjukkan siapa diri kita.

c. Syaikh Ibn Utsaimin: Jauhi komentar yang menyakitkan

Beliau pernah ditanya tentang hukum menulis komentar kasar di tempat umum, dan beliau menjawab bahwa menyinggung orang lain dengan tulisan hukumnya sama dengan menyinggung dengan ucapan — keduanya sama-sama haram.

4. Prinsip-Prinsip Menjadi Muslim Bijak di Dunia Maya

1. Tahan diri sebelum menulis

Diam 10 detik sebelum mengirim komentar. Tanyakan pada diri sendiri:

  • Apakah ini bermanfaat?

  • Apakah ini menyakiti orang lain?

  • Apakah ini mendekatkan diri kepada Allah?

2. Saring sebelum sharing

Ulurkan waktu beberapa detik untuk tabayyun. Jangan karena ingin jadi yang tercepat lalu ikut menyebarkan hoaks.

3. Fokus pada amal berkualitas, bukan angka likes

Likes tidak menentukan nilai sebuah amal. Allah menilai keikhlasan, bukan statistik.

4. Tidak terpancing emosi

Perdebatan di kolom komentar sering membawa kepada dosa berupa makian atau hinaan. Nabi ﷺ bersabda:

“Orang kuat bukanlah yang menang bergulat, tetapi yang mampu menahan diri ketika marah.”
(HR. Bukhari & Muslim)

5. Gunakan media sosial untuk dakwah, motivasi, dan kebaikan

Islam mengajarkan bahwa sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia (HR. Thabrani).

BAZNAS Kota Sukabumi

5. Aksi Nyata yang Bisa Dilakukan

A. Untuk Diri Sendiri

  1. Tetapkan niat bersih sebelum membuat konten.
    Lakukan untuk berbagi ilmu, menginspirasi, dan memberi manfaat.

  2. Buat aturan pribadi:

    • Tidak komentar saat marah.

    • Tidak ikut tren negatif.

    • Tidak menyebarkan hal yang belum pasti.

  3. Bersihkan akun dari konten dosa:

    • Foto atau video yang mengundang maksiat

    • Unggahan yang merendahkan orang lain

    • Status lama yang penuh amarah
      Hapus semua, dan mulai dari awal yang lebih bersih.

B. Untuk Orang Lain

  1. Gunakan media sosial untuk menyebarkan kebaikan:
    kutipan Qur’an, kisah inspiratif, adab-adab Islam, ulasan buku, atau edukasi sosial.

  2. Jika melihat konten negatif:

    • Jangan ikut membagikan.

    • Tegur dengan cara baik.

    • Laporkan jika mengandung bahaya.

  3. Jadilah penenang, bukan pemicu konflik.
    Pilih kata yang lembut ketika berdiskusi.

C. Untuk Masyarakat

  1. Ajak keluarga dan teman melakukan literasi digital islami.
    Mengajarkan tabayyun, etika komentar, dan bahaya riya digital.

  2. Bergabung dalam komunitas dakwah digital.
    Bahkan konten kecil seperti poster pendek bisa bermanfaat besar.

  3. Support kreator konten yang membawa manfaat
    dengan cara menyebarkan hal baik, bukan sensasi.

Kesimpulan

Menjadi Muslim yang bijak di dunia maya bukan hanya tentang menghindari hal buruk, tetapi juga menghadirkan cahaya kebaikan di tengah derasnya arus informasi. Setiap kata, komentar, dan unggahan adalah cerminan akhlak serta nilai iman yang kita bawa. Islam mengajarkan bahwa menjaga lisan — termasuk lisan digital — adalah bagian dari ketakwaan. Dengan menahan diri dari konten negatif, fokus pada manfaat, serta menjaga niat agar tetap ikhlas, kita sedang membangun jejak amal yang akan kita pertanggungjawabkan di hadapan Allah.

Sebagai wujud nyata pengamalan nilai-nilai kebaikan ini, kita pun diajak untuk memperbanyak amal saleh dalam kehidupan sehari-hari. Salah satunya adalah melalui sedekah, yang menjadi pintu keberkahan, penolak bala, dan pembersih hati. Kini, sedekah bisa dilakukan dengan sangat mudah melalui lembaga resmi dan terpercaya seperti BAZNAS Kota Sukabumi.

Yuk, tunaikan sedekah melalui website resminya: https://baznaskotasukabumi.com/

Semoga dengan menjaga etika di dunia maya, memperbanyak kebaikan, dan menunaikan sedekah, kita mendapatkan keberkahan hidup, kelapangan rezeki, ketenangan hati, serta pahala yang terus mengalir hingga akhirat kelak. Aamiin.

Untuk referensi bacaan singkat lainnya kunjungi artikel BAZNAS Kota Sukabumi yang mengulas tema Menjadi Muslim yang Bijak di Dunia Maya: Bukan Sekadar Viral

BAZNAS Kota Sukabumi
Share

Baca Juga

Artikel
MENGHADAPI KELUARGA TOXIC,TRAUMA,EMOTIONAL ABOUSE : BERKACA DARI KISAH PARA NABI
13 Aug 2025
Artikel
UMKM Naik Kelas: Strategi Bisnis Halal dan Berkah Menurut Prinsip Ekonomi Islam
17 Dec 2025
Artikel
Menghidupkan Kembali Empati: Tantangan Akhlak di Era Modern dalam Pandangan Islam
17 Dec 2025
Artikel
Ketika Tubuh Berbicara: Pentingnya Menjaga Kesehatan sebagai Amanah dalam Islam
16 Dec 2025
Artikel
Bangkit Tanpa Menunggu Sempurna: Kekuatan Tawakal dalam Mengubah Hidup
15 Dec 2025
Artikel
Belajar Bukan Sekadar Hafalan: Menemukan Makna Ilmu Menurut Perspektif Islam
12 Dec 2025
Artikel
Jika Hari Ini Terasa Berat, Ingatlah Kamu Pernah Menang Kemarin
11 Dec 2025
BAZNAS Gedung Islamik Center, Jl. Veteran II No.2, Gunungparang, Kec. Cikole, Kota Sukabumi, Jawa Barat 43111
(0266) 6245222

Kenali Kami

  • Tentang Kami
  • Syarat & Ketentuan
  • Kebijakan Privasi
  • Hubungi Kami

Layanan

  • Rekening Zakat
  • Konfirmasi Donasi
  • Kalkulator
  • Channel Pembayaran
  • Jemput Zakat

Donasi

  • Program
  • Zakat
  • Infak
  • Fidyah

Ikuti Kami

  • Baznas Kota Sukabumi
  • Baznas Kota Sukabumi
  • Baznas Kota Sukabumi
  • Baznas Kota Sukabumi
© 2025 - Baznas Kota Sukabumi