Membaca Al-Qur’an bersama untuk mendekatkan diri kepada Allah. Ketahui makna, manfaat, adab, dan macam-macam praktik tadarus.
Secara bahasa, kata tadarus berasal dari Arab darasa yang berarti mempelajari, menelaah, dan mengulang. Dalam ilmu nahwu, bentuk tadārus masuk wazan tafā’ul yang menunjukkan adanya interaksi dua orang atau lebih.
Secara istilah, mudarasah Al-Qur’an berarti membaca, memahami, dan menyimak Al-Qur’an secara bergantian. Tidak hanya bacaan lisan, tetapi juga melibatkan penyimak yang mengoreksi sehingga tercipta suasana belajar bersama.

Al-Qur’an adalah pedoman hidup bagi umat Islam. Karena itu, membaca dan mendalami Al-Qur’an bernilai ibadah besar makna spiritual membaca Al-Qur’an bersama, di antaranya:
Mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Membersihkan hati dari penyakit ruhani.
Membuat hidup lebih terarah sesuai tuntunan wahyu.
Mempererat ukhuwah Islamiyah saat dilakukan bersama-sama.
Ada banyak manfaat tadarus yang disebutkan dalam Al-Qur’an dan hadits. Beberapa di antaranya:
Rasulullah SAW bersabda:
“Bacalah Al-Qur’an. Sesungguhnya ia akan datang memberi syafaat kepada para pembacanya pada hari kiamat.” (HR Muslim).
Orang yang rajin membaca Al-Qur’an akan dikumpulkan bersama malaikat:
“Orang yang mahir membaca Al-Qur’an akan bersama para malaikat yang mulia. Sedangkan yang terbata-bata mendapat dua pahala.” (HR Bukhari dan Muslim).
Bacaan Al-Qur’an mampu menghadirkan ketenangan jiwa dan mengurangi rasa cemas.
Tadarus dengan khusyuk melatih fokus, kecerdasan spiritual, dan emosional.
Membaca bersama atau menyimak bacaan orang lain sangat efektif untuk memperkuat hafalan Al-Qur’an.
Agar kegiatan membaca Al-Qur’an bersama lebih bermakna, berikut beberapa adab yang perlu dijaga:
Dalam Keadaan Suci – disunnahkan berwudhu sebelum menyentuh mushaf.
Berpakaian Sopan – rapi dan menutup aurat.
Menghadap Kiblat – bentuk penghormatan kepada Al-Qur’an.
Membaca Ta’awudz dan Basmalah – memulai dengan adab Islami.
Membaca dengan Tartil – memperhatikan tajwid, tidak terburu-buru.
Menjaga Kekhusyukan – dilakukan dengan tenang dan penuh hormat.
Tradisi ini adalah amalan yang dicontohkan Rasulullah SAW. Dalam hadits Ibnu Abbas disebutkan:
“Jibril datang kepada Nabi SAW setiap malam di bulan Ramadhan, lalu keduanya mudarasah (tadarus) Al-Qur’an.” (HR Bukhari).
Dari sinilah muncul kebiasaan tadarus Ramadhan, meski sejatinya dianjurkan sepanjang tahun.
Para ulama terdahulu memiliki metode tersendiri. Sayyidina Ali bin Abi Thalib dikenal dengan metode Fami Bi Syuqīn, yaitu membagi bacaan menjadi tujuh bagian agar khatam dalam sepekan.
Metode ini membuat bacaan Qur’an lebih teratur dan terjaga.
Tradisi membaca Qur’an secara bergantian berkembang dalam berbagai bentuk sesuai waktu, tempat, dan kebutuhan umat. Berikut beberapa variasi yang umum dijalankan:
Di bulan penuh berkah ini, tilawah berjamaah menjadi aktivitas khas setelah shalat tarawih. Biasanya dilakukan di masjid atau musholla dengan cara bergantian membaca ayat, lalu disimak oleh jamaah lain. Targetnya adalah menyelesaikan 30 juz sebelum Ramadhan berakhir, sehingga terasa seperti perayaan spiritual yang memperkuat rasa kebersamaan umat.
Meskipun lebih identik dengan Ramadhan, kebiasaan membaca Qur’an secara kolektif sebenarnya sangat dianjurkan setiap hari. Banyak komunitas Muslim membuat jadwal mingguan, misalnya setiap malam Jumat atau ba’da Subuh. Hal ini tidak hanya menjaga konsistensi membaca, tetapi juga menjadi sarana untuk memperdalam tafsir ayat-ayat yang dibaca.
Mudarasah dalam lingkup keluarga memberi dampak besar pada pendidikan anak. Orang tua bisa menjadi pembimbing, sementara anak-anak berlatih membaca, memperbaiki tajwid, dan memahami makna ayat sejak dini. Selain sebagai ibadah, kegiatan ini juga memperkuat ikatan emosional antaranggota keluarga dan menanamkan nilai Qur’ani dalam kehidupan sehari-hari.
Di pesantren, bacaan Qur’an berjamaah menjadi rutinitas wajib. Para santri membaca secara bergiliran, sementara yang lain menyimak dengan cermat. Metode ini melatih kedisiplinan, memperkuat hafalan, dan memperbaiki bacaan. Tidak jarang, kegiatan ini dikombinasikan dengan setoran hafalan kepada ustadz agar kualitas bacaan semakin terjaga.
Teknologi menghadirkan cara baru dalam tilawah berjamaah. Melalui aplikasi seperti Zoom, WhatsApp, atau platform Qur’an digital, umat Islam yang berjauhan bisa tetap membaca bersama-sama. Metode ini sangat membantu mereka yang bekerja di luar negeri atau tinggal jauh dari pusat komunitas Muslim, namun tetap ingin merasakan kebersamaan dalam membaca kalam Allah.
Selain dilakukan bersama, ada pula bentuk membaca Qur’an secara mandiri dengan memanfaatkan rekaman bacaan qari terkenal. Cara ini efektif untuk memperbaiki tajwid, intonasi, serta menambah kekhusyukan. Dengan menyimak berulang-ulang, seseorang juga bisa menguatkan hafalan sekaligus mendalami makna ayat.
Tadarus adalah amalan mulia untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, menenangkan hati, memperkuat hafalan, sekaligus mempererat ukhuwah. Dari masa Rasulullah SAW, tradisi ulama salaf, hingga era modern, praktik kajian Qur’an ini tetap relevan dan penuh berkah.
Sebagai wujud pengamalan nilai-nilai Qur’an, mari iringi ibadah tilawah berjamaah dengan amal kebaikan seperti bersedekah.
👉 Yuk, salurkan sedekah terbaikmu melalui lembaga resmi BAZNAS Kota Sukabumi di: https://baznaskotasukabumi.com/
Semoga dengan rutin bertadarus dan menunaikan sedekah, Allah SWT melimpahkan keberkahan, melapangkan rezeki, serta menghadiahkan pahala yang terus mengalir hingga akhirat.
Sebagai tambahan referensi, BAZNAS Kota Sukabumi juga pernah membahas singkat mengenai manfaat membaca Al-Qur’an melalui laman resminya: Edukasi Manfaat Membaca Al-Qur’an.
