Zakat: Kunci Merdeka dari Belenggu Kemiskinan. Ketahui bagaimana zakat mampu mengentaskan kemiskinan, memberdayakan umat, dan menjaga stabilitas ekonomi.
Dalam QS. At-Taubah ayat 103, Allah memerintahkan Rasulullah ﷺ untuk mengambil sebagian harta kaum muslimin agar mereka disucikan. Kewajiban ini hanya sebesar 2,5% dari harta yang telah mencapai nisab dan haul—jumlah yang ringan, namun dampaknya sangat besar bagi kesejahteraan masyarakat.
Zakat
Zakat adalah kewajiban yang Allah tetapkan bagi setiap muslim yang sudah memenuhi syarat nisab dan haul. Zakat memiliki aturan yang jelas, baik dari segi kadar maupun penerimanya yang disebut ashnaf (delapan golongan mustahik zakat) dalam QS. At-Taubah ayat 60. Karena sifatnya wajib, menunaikan zakat sama halnya dengan melaksanakan rukun Islam yang ketiga, dan meninggalkannya termasuk dosa besar. Zakat juga memiliki peran strategis dalam menjaga keseimbangan sosial dan ekonomi umat, sebab ia memaksa harta untuk berputar dan tidak hanya beredar di kalangan orang kaya.
Infak
Infak adalah pengeluaran harta di jalan Allah tanpa terikat syarat nisab, haul, maupun kadar tertentu. Infak bisa dilakukan kapan saja dan dalam jumlah berapa saja sesuai kemampuan. Tidak hanya berupa uang, infak bisa berupa barang, makanan, pakaian, hingga tenaga dan pikiran. Misalnya seseorang membiayai pembangunan masjid, memberikan makanan kepada tetangga, atau menyumbangkan sebagian hasil panennya kepada panti asuhan. Infak bersifat fleksibel, namun tetap membawa keberkahan bagi pemberi maupun penerima, karena Allah menjanjikan balasan berlipat ganda bagi orang yang berinfak dengan ikhlas.
Sedekah
Sedekah memiliki makna yang lebih luas daripada infak, sebab tidak selalu berkaitan dengan harta benda. Sedekah bisa berupa ucapan yang baik, senyum kepada sesama, doa yang tulus, atau sekadar menyingkirkan duri di jalan. Nilai sedekah terletak pada keikhlasan dan niatnya, bukan pada besar kecilnya. Rasulullah ﷺ bahkan bersabda bahwa “senyum kepada saudaramu adalah sedekah.” Hal ini menunjukkan bahwa sedekah dapat dilakukan oleh siapa pun, kapan pun, dan dalam bentuk apa pun tanpa memandang kemampuan ekonomi. Sedekah juga menumbuhkan rasa empati, mempererat ukhuwah, serta menjaga hati agar tidak terikat pada dunia semata.
kewajiban yang harus ditunaikan oleh setiap muslim pada bulan Ramadan hingga sebelum pelaksanaan salat Idulfitri. Tujuan utamanya adalah menyucikan jiwa orang yang berpuasa dari perkataan maupun perbuatan yang kurang baik, sekaligus membantu fakir miskin agar ikut merasakan kebahagiaan di hari raya.
Besaran yang harus diberikan umumnya setara dengan 2,5 kg atau 3,5 liter makanan pokok, seperti beras di Indonesia. Kewajiban ini berlaku bagi semua orang, baik laki-laki maupun perempuan, dewasa maupun anak-anak, asalkan memiliki kelebihan makanan pada malam hari raya. Dengan adanya fitrah, seluruh umat Islam dapat merayakan Idulfitri bersama tanpa ada yang merasa tersisih.
kewajiban yang dikeluarkan dari harta benda yang dimiliki seorang muslim. Bentuknya bisa berasal dari emas, perak, uang tunai, hasil pertanian, perdagangan, peternakan, hingga penghasilan profesi. Ibadah ini menjadi wajib apabila harta tersebut sudah mencapai nisab (batas minimal) dan haul (jangka waktu satu tahun kepemilikan).
Kadar yang umumnya dikeluarkan adalah 2,5%, meskipun ada ketentuan berbeda untuk jenis harta tertentu seperti hasil pertanian atau peternakan. Potensi mal sangat besar, sebab jumlahnya jauh lebih signifikan dibanding fitrah. Jika dikelola dengan baik, dana dari kewajiban ini tidak hanya mencukupi kebutuhan pokok fakir miskin, tetapi juga bisa menjadi modal pemberdayaan ekonomi—misalnya untuk mendukung usaha kecil, pengembangan pertanian, maupun pembiayaan pendidikan masyarakat.
Pada masa Rasulullah ﷺ, harta kewajiban ini dikelola melalui Baitul Maal dan dibagikan kepada yang berhak. Di era Khalifah Umar bin Abdul Aziz, hasilnya begitu melimpah hingga sulit menemukan penerima manfaat. Fakta ini menunjukkan bahwa pengelolaan yang baik bisa menghapus kemiskinan struktural.
Zakat bukan hanya ibadah personal, tetapi juga memiliki dampak sosial-ekonomi yang nyata. Berikut beberapa manfaatnya:
Mengurangi kesenjangan sosial: harta tidak menumpuk pada segelintir orang.
Memenuhi kebutuhan dasar fakir miskin seperti makanan, tempat tinggal, dan pendidikan.
Mendorong usaha kecil: penerima zakat dapat memanfaatkan dana untuk memulai bisnis sederhana.
Menjaga stabilitas ekonomi: ketika terjadi krisis atau bencana, dana zakat bisa menjadi jaring pengaman sosial.
Mengurangi kriminalitas: masyarakat yang sejahtera cenderung lebih aman dari tindakan kejahatan.
Dengan kata lain, zakat adalah solusi berkelanjutan untuk menciptakan masyarakat yang lebih adil dan harmonis.
Selain bantuan langsung, hasil penghimpunan bisa menjadi modal pemberdayaan, misalnya untuk pendidikan, layanan kesehatan gratis, hingga pelatihan keterampilan agar masyarakat mandiri.
Melalui strategi ini, zakat bukan hanya memutus rantai kemiskinan sementara, tetapi juga menciptakan perubahan jangka panjang.
Di Indonesia, Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) telah menjalankan berbagai program nyata.
Bantuan UMKM di Jawa Barat: bukan hanya memberikan modal, tetapi juga melatih penerima manfaat agar bisnisnya berkelanjutan.
Klinik ramah lansia dan rumah singgah: membantu masyarakat miskin mendapatkan layanan kesehatan yang layak.
Program zakat produktif: mendukung pertanian, peternakan, hingga beasiswa pendidikan.
Kini, lembaga amil seperti BAZNAS, Dompet Dhuafa, atau Lazismu memastikan pengelolaan dilakukan secara profesional, transparan, dan tepat sasaran. Bahkan, kewajiban ini bisa ditunaikan digital lewat aplikasi, marketplace, maupun e-wallet.
Ibadah harta ini adalah instrumen penting yang Allah tetapkan untuk menjaga keseimbangan sosial dan mengangkat derajat kaum dhuafa. Sejarah Islam telah membuktikan bagaimana kewajiban tersebut mampu membebaskan masyarakat dari belenggu kemiskinan, memperkuat ekonomi, dan menumbuhkan solidaritas antarumat. Di era modern, kewajiban ini tidak hanya menjadi urusan personal, tetapi juga motor penggerak pemberdayaan masyarakat jika dikelola dengan profesional dan tepat sasaran.
Sebagai muslim, kita tidak hanya diajak menunaikan, tetapi juga memperbanyak amal kebaikan lain seperti infak dan sedekah. Kini, bersedekah bisa dilakukan dengan sangat mudah melalui lembaga resmi yang amanah, salah satunya BAZNAS Kota Sukabumi. Yuk, wujudkan kepedulian sosial dengan menunaikan kewajiban harta dan sedekah melalui : https://baznaskotasukabumi.com/.
Semoga dengan kewajiban harta dan sedekah yang kita tunaikan, Allah melapangkan rezeki, memberi keberkahan hidup, serta menjadikannya pahala yang terus mengalir hingga akhirat.
Pembahasan ringkas mengenai zakat sebagai kunci kemerdekaan dari belenggu kemiskinan dapat Anda simak melalui website resmi BAZNAS Kota Sukabumi di tautan berikut: Kunci Merdeka dari Belenggu Kemiskinan